Malaikat adalah makhluk yang paling taat kepada Allah, tidak pernah membangkang perintah Allah ataupun melakukan perbuatan dosa. Mereka adalah hamba yang dimuliakan, selalu memuji Allah, bertasbih serta mengagungkan asma Allah SWT. Dalam hadits Isra Mi’raj disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
فَرُفِعَ لِي الْبَيْتُ الْمَعْمُورُ فَسَأَلْتُ جِبْرِيلَ فَقَالَ : هَذَا الْبَيْتُ الْمَعْمُورُ يُصَلِّي فِيهِ كُلَّ يَوْمٍ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ إِذَا خَرَجُوا لَمْ يَعُودُوا إِلَيْهِ آخِرَ مَا عَلَيْهِم
“Lalu diperlihatkan kepadaku Baitul Makmur, lalu aku bertanya kepada Jibril, maka dia berkata, ‘Itu adalah Baitul Makmur, di dalamnya setiap hari ada 70 ribu malaikat melakukan shalat, jika mereka keluar, tidak ada yang kembali yang paling akhir dari mereka.” (HR. Bukhari, noi. 3207 dan Muslim, no. 164)
Adapun manusia memiliki sifat-sifat kemanusiaan, termasuk para nabi dan Rasulullah SAW. Mereka berbeda dengan malaikat yang tidak karunia nafsu dalam dirinya. Sehingga malaikat mampu melakukan ibadah yang tidak mampu dilakukan oleh manusia.
Lantas ketika berbicara soal derajat kemulian, apakah para malaikat selalunya lebih mulia daripada manusia?
Menjawab permasalahan ini, sebagian ulama berpendapat bahwa para malaikat lebih mulia dan lebih baik daripada manusia, karena mereka lebih dekat kepada Allah, dan Allah juga telah meninggikan kedudukan serta derajat mereka. Di samping itu, Allah juga tidak menjadikan syahwat ada pada diri mereka. Mereka hanya mempunyai akal tetapi tidak mempunyai syahwat, sementara manusia memiliki syahwat dan juga akal, sedangkan hewan (binatang) memiliki syahwat dan tidak memiliki akal.
Di antara keutamaan para malaikat yang lain adalah, bahwa mereka senantiasa bertasbih pada waktu siang dan malam, dan mereka tidak pernah merasa letih dan jemu. Setiap yang berada di langit (penduduk langit, red) adalah malaikat. Mereka semua senantiasa bersujud kepada Allah hingga hari kiamat datang. Ada juga malaikat yang memiliki berbagai keistimewaan yang sangat menakjubkan.
Pembicaraan panjang-lebar mengenai alam malaikat ini dapat dikaji pada kajian tema yang membahas tentang malaikat. Mereka beralasan dengan sejumlah dalil, di antaranya bahwa para malaikat memintakan ampunan kepada Allah untuk para penghuni bumi. Tentunya orang yang lebih mulia dan lebih baiklah yang memintakan ampunan atas orang yang lebih rendah, dan bukan—justru—orang yang lebih rendah memintakan ampunan atas orang yang lebih baik dan lebih mulia.
Namun, ada juga sebagian ulama yang berpendapat bahwa manusia lebih mulia dan lebih baik daripada malaikat, karena mereka dibekali dengan syahwat yang mesti mereka lawan dan perangi; yaitu merekalah orang-orang shalih. Sedangkan orang-orang kafir, mereka tidak lebih baik daripada keledai, babi, dan anjing!
Allah SWT berfirman:
إِنْ هُمْ إِلَّا كَالْأَنْعَامِ ۖبَلْ هُمْ أَضَلُّ سَبِيلًا
“Mereka itu (kaum kafir) tidak lain hanyalah seperti binatang melata atau bahkan mereka lebih sesat (buruk) lagi.” (Al-Furqan : 44).
Orang-orang yang shalih—kata Ibnu Taimiyah—menyatakan, “Ibrah (pelajaran) itu ada pada penghabisan yang sempurna, bukan pada permulaan yang berkekurangan.”
Jadi para malaikat memang lebih dekat kepada Allah, tidak pernah berbuat salah, dan juga tidak pernah berbuat maksiat kepadaNya, karena memang dalam diri mereka tidak ada nafsu serta bebas dari godaan syaitan. Sementara manusia, ketika mereka bisa mendekatkan diri kepada Allah dengan segala cobaan yang ada serta godaan syaitan yang selalu menyertainya—hingga pada akhirnya ia masuk surga—maka manusia akan lebih baik dan lebih mulia daripada para malaikat. Wallahu ‘alam bishawab!
Disadur dari buku “Manusia Langit Manusia Bumi” karya Dr. ‘Aidh Al-Qarni, Penerbit Aqwam
Artikel: https://www.kiblat.net/2015/12/06/siapa-yang-lebih-mulia-malaikat-ataukah-manusia/