Oleh: Elma Yanthi
Meskipun MK sudah menetapkan kemenangan untuk paslon 01, namun sampai hari ini masih saja mereka tidak puas. Hal itu disebabkan tidak ada pernyataan Prabowo Subianto mengucapkan selamat kepada paslon 01. Berita online mengangkat masalah ini dan dianggap sebagai ketidakpatutan yang dilakukan Prabowo.
Sama halnya ketika KPU mengumumkan kemenangan untuk 01 disaat penghitungan manual belum selesai, kubu 01 sudah berharap agar Prabowo mau menemui Jokowi untuk rekonsiliasi. Namun sampai saat ini tidak digubris oleh Prabowo Subianto. Berkali kali mereka membangun opini di media cetak maupun online bahwa telah terjadi pertemuan antara Prabowo dengan utusan 01, seperti Luhut Binsar Panjaitan dan Budi Gunawan di Bali. Lagi lagi berita ini hilang ditelan berita lain karena tidak satupun ada pernyataan dari kubu 02 yg menyebut bahwa ada pertemuan antara 01 dan 02. Prabowo seakan tidak peduli dengan narasi yang mereka bangun. Prabowo tidak bergeming ketika mereka memunculkan isu bahwa kemungkinan Gerindra akan merapat ke Jokowi. Bahkan Sandiaga Uno juga mereka isukan akan diangkat menjadi salah satu mentri di kabinet Jokowi nantinya. Lagi lagi hal ini dibantah oleh Sandiaga Uno.
Sikap dinginnya Prabowo telah membuat mereka gusar. Bagimana tidak, bagi mereka ucapan selamat dari Prabowo adalah hal penting sebagai legitimasi bagi pemerintahan Jokowi bahwa ia telah diakui sebagai pemenang pemilu. Bahkan konsiliasi yang mereka inginkan adalah cara rezim untuk mrndapat legitimasi lebih cepat tanpa harus menunggu sidang MK. Jika Prabowo telah mengucapkan selamat dan menerima ajakan rekonsiliasi maka akan mudah bagi mereka menaklukkan para pendukung Prabowo Subianto. Dan Jokowi merasa nyaman bahwa meskipun kemenangan didapat dengan cara curang, tapi yang penting dia sudah diakui sebagai pemenang.
Prabowo Subianto lebih memilih berdiri bersama pendukungnya yang telah berjuang tanpa lelah. Prabowo Subianto tidak lagi bisa mentolelir kecurangan yang mereka buat yang sangat jelas dilakukan dengan vulgar dan serampangan. Prabowo tidak memberikan tempat kepada mereka yang curang. Sebagai seorang prajurit, jiwa juang dalam berkompetisi adalah penting. Tidak peduli siapa yang menang dan kalah, yang penting dilakukan dengan jujur dan adil. Hal inilah yang mereka lupakan. Sebagai sosok yang sangat cinta pada tanah air, Prabowo jelas sekali tidak menginginkan negara ini dibangun dari cara maling suara rakyat dan kecurangan. Hal ini sering kita dengar pada pidato pidato beliau di setiap kampanye.
Jika sampai saat pelantikan di bulan Oktober nanti, Prabowo tidak mengakui kemenangan Jokowi maka bisa dipastikan akan semakin berat bagi Jokowi menjalankan program programnya. Karena dia dianggap presiden yang lahir dari kecurangan dan dianggap tidak pernah ada. Akhirnya untuk apa menang jika tidak mendapat legitimasi dari lawan politik dan sebagian besar rakyat Indonesia. Jokowi adalah satu satunya presiden yang tidak dihormati kemenangannya. Bukan saja tidak dihormati, bagi sebagian besar rakyat dia adalah pemimpin haram di republik ini. Haram dalam bahasa Arab mempunyai makna dua pengertian, yaitu terlarang dan penghormatan.
Sesuatu yang terlarang disebut haram, karena jika itu dilakukan, berarti melanggar kehormatan orang yang melarang.