thayyibah.com :: BAPER alias bawa perasaan merupakan suatu kondisi dimana perasaan lebih mendominasi daripada logika. Perasaan itu kemduain mendominasi, menjadi penentu hal yang kita anggap baik atau buruk.
Karena sering baper alias bawa perasaan, kita sering kali merasa tersinggung ketika terjadi sesuatu yang tidak kita inginkan. Sahabat mungkin bertanya-tanya, bagaimana agar kita tidak baperan?
Berikut yang harus kita lakukan agar kita tidak mudah baperan.
1. Tandai orang yang perkataannya nyelekit
Lakukan hal ini untuk mengantisipasi agar perkataan orang yang suka bikin sakit hati itu jarang kita dengar. Minimalisir interaksi dengannya agar yang perkataannya yang nyelekit tak kita dengar. Namun ketika orang itu kembali berbicara yang nyelekit tentang kita, jangan memasukannya ke dalam hati. Masuk telinga kanan keuar kiri saja, anggap seperti anjing menggonggong, kafilah berlalu.
2. Baperlah untuk hal penting
Tidak perlu menghabiskan waktu untuk baper gara-gara penampilan kita di kritik dan dijadikan bahan gosip. Jika kita sakit karena hal itu, baper kita tidak berkualitas.
Baperlah untuk hal yang penting seperti melihat kondisi Rohingya, Suriah, dan Palestina yang saat ini saudara seiman kita disana tengah berada dalam kondisi memprihatinkan. Dan baperlah ketika kita melihat ada yang mempermainkan dan mengolok-olokan agama Allah SWT.
3. Latih diri untuk terus menjaga hati
Jangan sesekali menyangkal bahwa kita bukanlah orang yang sensitif dan baper, akui saja pada diri sendiri. Berdamailah dengan diri sendiri. Karena semakin kita menyangkal, akan semakin terlihat bahwa kita memang orang yang baperan.
4. Belajar memaafkan
Kita perlu belajar untuk memaafkan, jangan sampai kita melupakan kebaikan yang orang lain lakukan kepada kita. Pahami pula, barangkali orang lain tidak sengaja menyakiti hati kita. Jangn sampai seperti peribahasa, “Karena Nila Setitik, Rusak Susu Sebelanga”.
Kita harus mampu memilah dan memilih ucapan-ucapan yang keluar dari orang lain, jika ucapan orang lain baik untukk kita walaupun itu menyakiti kita, ambil saja hikmahnya. Renungkan saja. Wallahu a`lam bishawab. []
Sumber: ummionline / islampos
Redaktur: Jejeh Nurazizah