thayyibah.com :: Ramadan telah tiba. Selain sarat akan kegiatan ibadah, bulan Ramadan juga identik dengan kegiatan belanja.
Tak hanya belanja kebutuhan harian selama puasa, pusat perbelanjaan juga ramai oleh mereka yang ingin belanja persiapan menyambut Idul Fitri. Apabila tak pandai menyiasati keuangan, berbagai macam pengeluaran tambahan selama Ramadan tentu akan memusingkan kepala.
Meskipun akan ada tambahan pemasukan berupa Tunjangan Hari Raya (THR), bisa saja tak cukup untuk menutupi seluruh pengeluaran yang ada. Menjalani ibadah di bulan puasa tentu akan lebih tenang apabila kondisi finansial tak bermasalah. Semua memang kembali kepada bagaimana mengelola keuangan selama Ramadan. Berikut ini beberapa trik yang bisa ditiru.
Jangan berlebihan saat berbuka puasa
Salah satu kunci terpenting agar kantong tidak kebobolan selama Ramadan adalah jangan berlebihan ketika berbuka puasa. Tujuannya untuk menekan pengeluaran harian selama berpuasa.
Ya, pengeluaran berpotensi membengkak karena kebiasaan membeli makanan secara berlebihan untuk berbuka puasa. Seolah-olah waktu berbuka puasa untuk membalas dendam karena seharian menahan lapar. Saat waktu berbuka tiba, seseorang kerap terlalu nafsu atau lapar mata. Agar tetap hemat, tentu yang perlu dilakukan adalah jangan lapar mata.
Selektif menerima ajakan bukber
Selama bulan puasa, berapa banyak undangan buka bersama yang datang? Acara buka bersama rata-rata diadakan di rumah makan atau restoran yang memaksa kita merogoh kocek dalam jumlah lumayan. Memanfaatkan momen puasa untuk bertemu dan berkumpul dengan rekan-rekan memang menyenangkan. Namun, apabila melakukan kegiatan bukber tanpa perhitungan, maka pengeluaran akan membengkak.
Supaya kantong tak jebol, cobalah untuk lebih selektif menerima ajakan bukber. Terutama dari segi biaya, kamu bisa menolak apabila biaya bukber terlalu mahal. Misalnya, apabila biayanya mencapai Rp250.000 karena diselenggarakan di hotel, jangan ragu untuk menolaknya.
Waspadai kenaikan harga
Kenaikan harga sudah menjadi hal yang wajar ketika memasuki bulan Ramadan. Salah satu faktor pemicunya adalah karena meningkatnya kebutuhan masyarakat akan bahan pokok. Para ibu biasanya ingin menghadirkan hidangan yang lebih istimewa dan lengkap daripada hari biasa.
Hadapi kenaikan harga dengan cara menyetok bahan yang tahan lama sebelum Ramadan. Selain itu, apabila memasak sendiri, buatlah daftar menu untuk satu bulan penuh. Selain menghindari bosan karena pengulangan menu dalam waktu berdekatan, juga untuk menghitung estimasi pengeluarannya. Untuk menekan pengeluaran, siasati dengan pemilihan menu yang pas sehingga tak terlalu menguras kantong. Saat berbelanja, manfaatkan diskon yang ditawarkan swalayan dan kartu kredit.
Jangan berpikir “Gampang, Kan Nanti Dapat THR?”
Karena merasa akan dapat Tunjangan Hari Raya (THR) sebagai penghasilan tambahan, tak sedikit yang terlena sehingga lepas kontrol dalam hal pengeluaran. Idealnya, buatlah anggaran terlebih dahulu. Hitung, berapa rupiah yang bisa dianggarkan untuk kegiatan berbelanja kebutuhan selama puasa, berapa rupiah yang dianggarkan untuk acara buka bersama, serta berapa rupiah yang bisa dianggarkan untuk keperluan lebaran dan mudik.
Ingat, banyak potensi untuk berhemat di bulan puasa
Sebenarnya, bulan puasa menyediakan banyak peluang untuk berhemat. Apa saja yang membuat bisa berhemat? Tidak ada jadwal makan siang, berhenti merokok saat siang, banyak yang menyediakan takjil gratis misalnya masjid dan kantor, serta banyaknya promo dan diskon di swalayan serta kartu kredit.
Hati-hati dengan promo dan diskon yang menggiurkan
Meskipun diskon bisa membantu menyiasati harga-harga yang naik, tetapi jika tak mampu menahan diri, seseorang berpotensi melakukan kegiatan belanja secara berlebihan tanpa perhitungan. Untuk lebih hemat, kuncinya adalah memilah mana keinginan dan kebutuhan.
Sumber: cekaja.com