thayyibah.com :: Amal kebaikan dapat diibaratkan seperti badan, sedangkan ruh yang menghidupkannya adalah ikhlas. Barangsiapa yang beramal tanpa ikhlas dapat diibaratkan seperti menghadiahkan budak perempuan kepada seorang raja dengan harapan ingin mendapatkan upah atau hadiah. Namun, yang didapatkan adalah sebaliknya, ia mendapatkan cambuk dan hukuman.
Ikhlas adalah selamatnya amal ibadah dari sifat riya’, -baik riya’ yang besar maupun riya’ yang kecil- dan segala keinginan untuk mendapatkan bagian nafsunya.
Orang yang ikhlas tidak melakukan suatu amalan kecuali hanya mengharapkan ridha Allah SWT, bahkan ia tidak ingin mencari pahala atau takut dari hukuman.
Keikhlasan muhibbiin (orang-orang yang mencintai Allah) adalah beramal karena mensucikan dan mengagungkan Allah, Karena Allahlah yang berhak untuk diagungkan, bukan yang lain.
Adapun ikhlasnya muqarrabiin (orang-orang yang dekat dengan Allah) adalah pandangan mata hati mereka pada kemahatunggalan Allah yang berkuasa untuk menggerakkan dan mendiamkan mereka, bersama dengan sikap mereka yang melepaskan dirinya dari ketergantungan pada daya dan kekuatan diri.
Sesungguhnya mereka tidak melakukan suatu amalan kecuali dengan Allah. Mereka sama sekali tidak melihat bahwa amalan itu berasal dari dirinya.