Kitab Dengan Isi dan Proses Kreasi Yang Qur’ani
Oleh : Nasaruddin Idris Jauhar
Dr. KH. Afifuddin Dimyati kembali menambah dan memperkaya khazanah dunia literasi bahasa Arab di tanah air. Kali ini lewat karya terbaru beliau yang berjudul As Syaamil Fi Balaghat Al Qur’an, yang diterbitkan oleh Lisan Arabi Malang.
Kitab setebal 1600 halaman lebih dan terbagi dalam tiga jilid ini berisi bahasan tentang balagah al Qur’an. Sesuai judulnya (As Syaamil) yang berarti lengkap, kitab ini mengungkap secara lengkap seni balaghah yang terkandung dalam hampir semua ayat al Qur’an, mulai surat al Fatihah sampai surat an Nas.
Dari segi metode, kitab ini bisa dibilang sebagai sebuah terobosan dalam dunia kajian balagah al Quran. Kalau kitab-kitab balaghah pada umumnya menampilkan bentuk-bentuk balagah lalu diberi contoh ayat-ayat Al Qur’an, kitab ini justru menampilkan ayat-ayat al Quran secara berurutan lalu ditunjukkan sisi-sisi balaghahnya.
Dengan metode seperti itu, membaca kitab As Syaamil ini menjadi aktifitas yang bisa disebut sebagai “Ngaji Plus”. Yaitu mengaji al-Qur’an dengan bonus pengetahuan balaghahnya. Mengaji sambil merasakan betapa indah dan dalamnya bahasa al Qur’an.
Tidak hanya isinya yang Qur’ani, proses kreasi kitab yang tengah naik cetakan kedua ini juga qur’ani dan bisa menjadi pelajaran tersendiri bagi para pegiat literasi. Yaitu bagaimana membuat waktu menjadi barokah sehingga walaupun sedikit dan terbatas namun bisa digunakan untuk melahirkan sebuah karya besar.
Sebagaimana yang diakui oleh Gus Awis (sapaan akrab Dr.KH.Afifuddin Dimyati), kitab tiga jilid ini ini beliau tulis hanya dalam waktu satu tahun. Banyak yang bertanya heran bercampur takjub, bagaimana beliau sempat dan bisa menulis kitab setebal itu ditengah kesibukan mengasuh pesantren, mengajar di kampus, dan seabrek kesibukan lainnya ?
Dalam acara launcing kitab As Syaamil di Jombang akhir tahun lalu, beliau menjawab pertanyaan tersebut. Menurut beliau, kuncinya adalah barokah waktu. Waktu yang barokah, walaupun sedikit, dapat melahirkan hal-hal yang bernilai besar. Okeh karena itu, proses kreatif tidak hanya soal membagi waktu, tapi juga mem-barokahkan waktu.
Agar waktunya senantiasa barokah beiau punya amalan rutin, yaitu mengkhatamkan al Qur’an seminggu sekali. Secara kuantitas, aktifitas ini mengurangi waktu beliau. Tapi secara kualitas, beliau yakin bahwa dengan membaca al Qur’an waktu yang tersisa menjadi barokah. Dan dari waktu yang beliau yakini keberkahannya itulah karya fenomanal bernama As Syaamil ini lahir. Wallahu A’lam.