Breaking News

Hati-Hati, Diet Malah Bisa Bikin Gemuk

thayyibah.com :: Diet merupakan salah satu upaya seseorang untuk menurunkan berat badannya. Banyak orang, terutama perempuan, melakukan diet dengan beragam cara. Ada yang membatasi asupan lemaknya, membatasi asupan karbohidrat, bahkan sampai tidak makan nasi. Memang ada banyak cara diet yang dapat dilakukan seseorang, tetapi belum tentu semuanya membuat berat badan Anda turun dan yang paling penting adalah belum tentu semuanya sehat untuk Anda.

Diet hanya bekerja dalam jangka pendek

combivent inhaler without a rx.
Banyak orang merasa bahwa ia berhasil menurunkan beberapa kilogram berat badannya setelah diet dan juga merasa puas. Kepuasan itu membuatnya berpikir ia bisa bebas makan apa saja dan melupakan dietnya setelah berhasil menurunkan berat badan. Inilah yang membuat berat badan Anda naik lagi setelah berhasil menjalani diet. Orang banyak lupa bahwa dampak diet tidaklah lama.

Penurunan berat badan yang tidak dipelihara membuat berat badan seseorang naik lagi setelah diet. Anda cenderung mendapatkan berat badan kembali setelah diet, ini dinamakan dengan diet-induced weight-gaindan dapat berkontribusi terhadap obesitas.

Orang yang diet bisa mengalami kenaikan berat badan yang lebih besar dibandingkan dengan orang yang tidak diet dengan gen dan tubuh yang sama. Hal ini telah dibuktikan oleh penelitian Pietilaine, et al (2011) pada pasangan kembar berusia 16-25 tahun di Finlandia. Penelitian tersebut menemukan bahwa mereka yang melakukan diet penurunan berat badan memiliki kemungkinan 2-3 kali untuk mengalami kelebihan berat badan dibandingkan dengan rekannya yang tidak menjalankan diet. Juga, risiko kelebihan berat badan meningkat tergantung dari perilaku di setiap episode dietnya.

Diet bisa meningkatkan kenaikan berat badan Anda

Penelitian oleh Traci Mann tahun 2007menyimpulkan bahwa diet merupakan prediktor yang konsisten terhadap kenaikan berat badan. Orang yang melakukan diet biasanya kehilangan 5-10% dari berat badan awalnya selama 6 bulan. Namun, kemudian sebesar dua per tiga individu mengalami kenaikan berat badan kembali lebih dari berat badannya yang hilang saat diet selama empat atau lima tahun setelah diet.

Sama seperti penelitian Mann, penelitian oleh Neumark-Sztainer (2006), yang dilakukan selama lima tahun, juga membuktikan bahwa remaja yang diet mempunyai risiko dua kali lebih besar untuk menjadi gemuk dibandingkan dengan remaja yang tidak diet.

Menurut Mann, olahraga mungkin menjadi faktor kunci untuk keberhasilan mempertahankan berat badan yang sudah hilang agar tidak kembali lagi. Banyak penelitian menunjukkan bahwa semakin banyak individu melakukan olahraga semakin banyak pula berat badan yang hilang.

Selain meningkatkan kenaikan berat badan, diet juga dikaitkan dengan obsesi terhadap makanan, binge-eating, dan makan tanpa rasa lapar. Diet juga dihubungkan dengan obesitasdan gangguan perilaku makan, menurut penelitian Haines dan Neumark-Sztainer (2006).

Kehilangan berat badan kemudian mendapatkannya lagi secara berulang juga dapat membawa dampak buruk pada kesehatan. Hal ini berhubungan dengan penyakit jantungstrokediabetes, dan mengganggu fungsi kekebalan tubuh.

Apa yang menyebabkan diet bikin gemuk?

Pada saat diet, sebenarnya tubuh Anda tidak tahu bahwa Anda sedang diet. Tubuh Anda mengartikan diet sebagai bentuk kelaparan. Sel-sel dalam tubuh Anda tidak mengerti bahwa Anda sedang membatasi asupan makan Anda. Pada saat diet, di mana asupan Anda sedikit, tubuh akan meresponnya dengan melambatkan proses metabolisme dan membuat keinginan Anda terhadap makanan meningkat.

Hormon pada usus, pankreas, dan jaringan lemak sangat mempengaruhi berat badan, juga proses kelaparan dan pembakaran kalori. Saat Anda diet dan terjadi penurunan berat badan dan lemak tubuh, maka juga akan menyebabkan penurunan kadar hormon tertentu, seperti hormon leptin (pemberi sinyal kenyang), dan peningkatan hormon ghrelin (pemberi sinyal lapar).

Seperti yang dibuktikan pada penelitian Joseph Proietto, seorang profesor kedokteran di University of Melbourne, kadar hormon leptin, ghrelin, dan insulin berubah karena penurunan berat badan saat diet. Akibatnya, partisipan pada penelitian tersebut merasa selalu lapar, baik sebelum maupun sesudah makan.

Diet membuat Anda tidak mengetahui isyarat lapar dan kenyang dari tubuh Anda, sehingga Anda lebih mudah untuk makan lebih banyak walaupun Anda sedang tidak lapar dan Anda menjadi tidak percaya terhadap isyarat makan biologis Anda.

Penelitian Proietto juga menjelaskan bahwa orang yang diet akan merasa lebih lapar dan keinginan untuk makannya meningkat dibandingkan sebelum mereka melakukan diet. Menurut penelitian tersebut, hal ini terjadi karena otak orang yang diet akan lebih banyak melepaskan hormon yang membuat mereka merasa lapar. Metabolisme mereka juga melambat dan makanan yang mereka makan lebih banyak disimpan dalam bentuk lemak.

Walaupun Anda sudah tidak diet lagi dan mungkin kadar hormon mendekati stabil, namun tingkat rasa lapar Anda akan tetap meningkat. Hal inilah yang bisa membuat Anda makan lebih banyak dan akhirnya berat badan Anda bisa meningkat melebihi berat badan Anda sebelum diet. Untuk itu, pemeliharaan pola makan selepas diet juga masih diperlukan untuk tetap menjaga berat badan Anda. Kepribadian dan faktor psikologis mungkin berperan dalam kemampuan individu untuk mengelola rasa lapar, jelas Proietto.

Sumber: hellosehat.com

About A Halia