⛔ sulit menerima, lebih-lebih nasihat dan kritikan yang menentang pendapat kelompoknya.
Jika ada kekeliruan dalam kelompoknya …
⛔ anggotanya membela mati-matian tanpa berdalil, bisa jadi pula mengatakan ini kan khilafiyah. Intinya, kelompoknya tidak boleh disalahkan karena ‘so pasti benar‘.
Jika pendukungnya ditanya …
⛔ lebih cenderung menjawab, kami kan kelompok ini, harus berpendapat seperti itu pula.
Jika berdakwah …
⛔ yang ditekankan adalah ikuti kelompoknya, bukan ikuti Al-Qur’an dan Hadits, bukan dakwah ilallah yang diarahkan, bukan dakwah pada tauhid dan ikuti tuntunan Nabi. Pokoknya dakwah pada kelompoknya yang dipentingkan.
Jika diperintah bersatu …
⛔ enggan dengan alasan ego dan kepentingan kelompok.
Jika ada anggota yang keluar dari pendapat kelompoknya …
⛔ dianggap telah menyimpang dan membelot bahkan bisa dikenakan sanksi.
Padahal dalam bermadzhab saja tidak sampai segitu banget. Imam Nawawi yang jadi ulama besar Syafi’iyah saja biasa menyelisihi pendapat imamnya, Imam Syafi’i. Bahkan dalam madzhab Syafi’i saja ada beberapa ‘wajh’ (pendapat), tak sekaku pendapat kelompok. Karena yang ingin diikuti oleh Imam Nawawi adalah dalil.
Jadi lebih enak bermadzhab, bebas berpendapat. Namun tentu saja berpendapat yang sesuai dengan dalil Al-Qur’an dan Hadits.
Ingat baik-baik perkataan Imam Syafi’i supaya menjauhi taqlid.
Imam Syafi’i rahimahullah berkata, “Setiap yang aku katakan, kemudian ada hadits shahih yang menyelisihinya, maka hadits Nabi tersebut lebih utama untuk diikuti. Janganlah kalian taqlid kepadaku”.
Ashobiyah Kaum Anshar dan Muhajirin
Ketika ada sifat fanatik pada kaum Anshar dan Muhajirin, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkannya. Ashobiyah seperti itu dianggap termasuk sifat jahiliyyah. Sifat ashobiyah yang terjadi karena tolong menolong yang terjadi pada kaum Anshar adalah pada kebatilan, begitu pula pada kaum Muhajirin. Sedangkan sifat orang mukmin adalah saling tolong menolong dalam kebenaran, baik kebenaran itu dari dalam atau luar kaumnya.
Nasihat di atas berlaku untuk diri kami, pada setiap da’i dan pendakwah. Semoga kita terjauhkan dari sifat ashobiyah dan fanatik kelompok yang berlebihan dan melampaui batas. []
—
Malam Idul Adha, 10 Dzulhijjah 1436 H di Darush Sholihin Warak, GK
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel: https://rumaysho.com/11929-ciri-ciri-fanatik-kelompok-ashobiyah.html