Tidakkah para koruptor itu takut akan hari kiamat. Saat itu asal-usul harta akan ditanyakan. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidak akan bergeser tapak kaki seorang hamba pada hari Kiamat sehingga ditanya tentang empat perkara : Tentang umurnya, untuk apa ia habiskan ? Tentang jasadnya, untuk apa ia gunakan ? Tentang hartanya, darimana ia mendapatkannya dan kemanakah ia menafkahkannya ? Dan tentang ilmunya, apakah yang telah ia amalkan” (HR at-Tirmidzi & ad-Dârimi)
Di dunia dia mungkin masih bisa menyembunyikan dan menutup-nutupi kejahatannya dengan berbagai cara. Tapi, pada hari Kiamat nanti, ia tidak akan mampu menyembunyikannya lagi. .
Allâh Azza wa Jalla berfirman: “(Ingatlah) hari (dimana) Allâh mengumpulkan kamu pada hari pengumpulan, Itulah hari dinampakkan kesalahan-kesalahan” (QS. At-Taghâbun: 9)
Satu rupiahpun yang mereka korupsi akan dimintai pertanggungjawabannya di akhirat!. Kalian tidak akan pernah bisa lolos. Uang haram hasil kejahatan tindak pidana korupsi mungkin masih sedikit berguna di dunia, tapi di kehidupan akhirat. Simaklah firman Allâh Azza wa Jalla: “(Yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih,” (QS. As-Syu’ara’: 88-89)
Alangkah malunya sang koruptor itu pada hari kiamat nanti, kedoknya akan tersingkap bak matahari di siang bolong. Manusia akhirnya mengetahui kecurangannya! Pada hari kiamat nanti akan dikibarkan bendera untuk menandakan ia adalah sang koruptor!
Nabi Shallalahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Setiap pengkhianat memiliki bendera tanda pengenal di bagian duburnya pada hari Kiamat” (As-Silsilatus Shahîhah, al-Albâni, no. 1690)
Barangkali terlintas dalam benak para koruptor itu, aku kumpulkan harta sebanyak-banyaknya meski harus korupsi, nanti harta korupsi itu disedekahkan untuk kebaikan, sehingga impas! Anggapan seperti ini jelas salah. Sebab Allâh Maha Baik dan tidak akan menerima kecuali yang baik-baik.
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Shalat tanpa bersuci tidak akan diterima dan sedekah dari hasil korupsi juga tidak diterima” (HR. Muslim)
Sedekahnya itu tidak bernilai apa-apa di sisi Allâh Azza wa Jalla , sementara ia tetap terbebani dosa korupsinya. Jadi, sebenarnya tidak ada alasan baginya untuk melakukan tindak korupsi. Itu hanyalah waswas dan bisikan setan yang dianggap baik oleh manusia! Setanlah yang menakut-nakutinya dengan kemiskinan lalu menyuruhnya melakukan dosa, yakni korupsi!
Allâh Azza wa Jalla berfirman: “Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan” (QS. Al-Baqarah: 268)
Namun aneh bin ajaib, para koruptor itu masih bisa tersenyum di hadapan manusia, seolah tidak berbuat dosa? Benarlah sabda Nabi Shallalahu ‘alaihi wa sallam : “Jika engkau tidak punya malu maka lakukanlah sesukamu !” (Silsilah Hadits Shahih (684))
Apakah budaya malu sudah tidak ada lagi di sini ? Para pembaca lebih tahu jawabannya ! Demikian sedikit bahan renungan bagi kita semuanya. Semoga tulisan singkat bisa menggugak kesadaran kita sehingga tidak terjebak dalam ajak setan yang selalu mengintai celah demi menyesatkan anak manusia.