Mereka, para penggagas gerakan liberal itu (sebab kata Islam tidak pernah pantas bersanding dengan kata liberal), bukanlah anak muda galau seperti yang dipikirkan oleh sebagian besar orang. Yang hari ini berkoar besok lupa. Namun mereka adalah bagian dari sebuah gerakan besar, masif, dan punya donatur, yang menjaga hasrat primitif manusia (uang dan kekuasaan), untuk memastikan gerakan mereka tetap berjalan. Anggaplah ini hanya teori konspirasi, silahkan skeptis sendiri.
Mereka mencuci pikiran generasi dengan logika-logika, filsafat-filsafat keren itu, mengadakan kajian-kajian yang ‘seolah’ membuka pikiran kita yang ‘seolah’ terbelenggu dengan dogma agama, budaya, sosial, sehingga tidak dapat melihat kenyataan. Lalu saatnya tiba, TRALALAA… kita tiba-tiba bingung melihat begitu banyak muslim, bahkan anak SMA yang tampil dengan ide-ide ‘keren’ namun kental aroma liberalisme atawa sekulerisme yang jauh dari Islam. Seolah ini muncul mendadak, bukan buah dari bibit yang telah ditanam bertahun-tahun.
Mereka memberi ide-ide brilian, sama seperti para orientalis non-muslim bicara. Padahal ide itu sangat bertentangan dengan nilai dasar Islam.
Semua agama sama? Islam tidak pernah menyebutkan itu, sama sekali.
Semua agama benar? Lagi-lagi, Islam tidak pernah menyebutkan itu, sama sekali.
Semua orang berhak masuk surga? Silahkan buka Al-Qur’an, Allah menyebutkan secara eksplisit kriteria penghuni surga, gak perlu dipelintir-pelintir lagi ayat-ayat itu.
Tidak ada yang berhak menghakimi manusia itu kafir? Semua agama punya istilah ‘kafir’ kok untuk orang di luar agamanya.
Semua kesemrawutan itu berasal dari dasar pemikiran liberal bahwa tidak ada yang mutlak di dunia ini, bahwa di dunia ini semuanya relatif. Lah, kalau semuanya relatif gak perlu juga kita punya hukum. Padahal di Jerman aja mendownload lagu sembarangan bisa kena tuntutan, naik kereta gak pake tiket aja bisa kena denda. Ini maunya dalam hal yang paling esensial di hidup, “Keimanan”, maunya bebas aja. Relatif aja, gak ada yang pasti.
Balik lagi, pemikiran liberal itu sebenarnya udah ada jawabannya semua kok, mudah dibantah. Banyak buku-buku dr. Adian Husaini yang membahas cara menjawab pikiran liberal seperti itu, bahkan kalaupun kita bukan orang yang ahli retorika. Buku yang serupa, “Islam Liberal 101” juga pernah ditulis oleh Akmal Sjafril. Ada di rumah saya di Indonesia, yang mau pinjam datang aja ke rumah.
Intinya, gak usah kaget, gundah, gelisah… pemikiran SIPILIS ini udah berkembang dari lama, cuma mungkin dulu masih diam-diam. Sekarang udah merasa besar, baru show off. Tenang, pelajari, dan jangan gampang terprovokasi. Semua ada ilmunya. [] – Penulis: Adian Husaini
L
Sumber: http://news.berdakwah.net/2017/05/ini-efek-mengerikan-dari-kesesatan-pemikiran-liberal.html?m=1