Thayyibah.com :: Ketika Mereka mencintai kamu, mereka akan hiasi harimu dengan sanjungan semanis madu, namun ketika rasa cinta itu hilang mereka akan menghinakanmu dengan buruk bahkan dari apa yang tak terpikir oleh benakmu.
Lalu, masihkah perbuatan kita membutuhkan pujian dari manusia? Tak perlu dijawab dengan lantang. Karena ku hanya ingin sedikit berbagi, mencurahkan apa yang terjadi. Mungkin mereka juga pernah mengalaminya.
Pujian, sanjungan penafsiran tentang kamu yang dilakukan oleh manusia tidak akan berpengaruh sedikit pun dimata Allah. Allah melihat mu atas tingkat ketakwaan kita bukan besarnya sanjungan, bukan banyaknya pujian dari manusia.
Sikapi pujian dengan sehat seperti Nabi Muhammad mencontohkan pada kita.
Bila ada yang memuji karena suatu kebenaran yang ada dalam dirinya beliau lantas berdoa
“Dan jadikanlah aku lebih baik dari apa yang mereka kira.”(HR.AL-Bukhari)
Ketika orang lain memuji karena kebaikan kita percayalah sesungguhnya Allah sedang berbaik sangka dengan menutupi aibmu kala itu.
“Dan ampunilah aku dari apa yang tidak mereka ketahui (dari aku).” ( HR.AL-Bukhari).
Senantiasa mawas diri, rendah hati ya sahabat semua. Ingat peribahasa “Tirulah ilmu padi, semakin menunduk karena berisi”
“Dalam pergaulan hendaknya menjauhi sifat sombong / merasa hebat dan menonjolkan diri sendiri, ingat Nak, diatas langit masih ada langit.”
Insya Allah, semoga kita semua tetap bisa mengamalkannya.
Oleh : dzakiratalita.blogspot