Oleh : Inayatullah A. Hasyim
Tahukah Anda bahwa Christopher Columbus pernah “ngadalin” orang-orang Jamaika tentang gerhana bulan? Begini ceritanya, Columbus dan timnya makan makanan penduduk asli Jamaika. Namun, dia tak mau bayar. Akibatnya, dia dituntut, dan orang orang Jamaika tak mau lagi memberinya makanan.
Tapi, dasar akal bulus, Columbus bilang, aku ini punya kekuatan supra natural. Aku bisa membuat bulan lenyap dari peredaran. Orang-orang Jamaika tak percaya. Lalu, Columbus bilang, lihat nanti tanggal 29 Februari aku akan lakukan itu. Maksudnya, Columbus sudah tahu bahwa pada tanggal 29 Februari tahun 1504 akan terjadi gerhana bulan total.
Dia menggunakan prediksi ilmiah orang-orang Eropa bahwa bulan akan mengalami gerhana. Penduduk asli Jamaika belum mengerti ilmu astronomi dan perhitungan kalender. Lalu, pada malam 29 Februari itu, Columbus membuktikan “sihirnya”. Dia membuat bulan lenyap. Orang-orang Jamaika pun takut dan mengira dirinya dewa. Maka, Columbus tak ditagih lagi atas makanan yang belum dibayarnya. Bahkan, besok paginya, dia diberikan makanan terbaik bangsa Jamaika karena “dewa” Columbus dianggap telah berbaik hati “mengembalikan” bulan ke orbitnya.
Andai orang-orang Jamaika itu telah membaca hadits Nabi, mereka pasti tak akan tertipu. Bukankah Rasulallah SAW berkata,
إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللهِ، يُخَوِّفُ اللهُ بِهِمَا عِبَادَهُ، وَإِنَّهُمَا لَا يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ مِنَ النَّاسِ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ مِنْهَا شَيْئًا فَصَلُّوا، وَادْعُوا اللهَ حَتَّى يُكْشَفَ مَا بِكُمْ
“Sesungguhnya, bulan dan bintang adalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah, (dimana) dengan kedua benda (angkasa) itu Allah memperingatkan hamba-haba-Nya. Dan sesungguhnya, kedua (benda) itu tak (menjadi) gerhana karena kematian seorang anak manusia. Maka, apabila kalian melihatnya (gerhana), hendaklah kalian shalat. Berdoalah kepada Allah sampai (selesai) semua gerhana yang kalian alami itu”
Saudaraku, mari tunaikan sholat gerhana sebagai ibadah, bukan pencitraan. 🙂