Nama lengkapnya adalah Lubaid bin Rabi’ah bin Malik. Ia sering juga dijuluki Abu ‘Uqail al-‘Amiry. Ia termasuk salah satu penyair yang disegani pada masa jahiliyyah.
Ibunya berasal dari kabilah ‘Abas. Lubaid dilahirkan sekitar tahun 560 M. Selain sebagai penyair, ia juga dikenal sebagai orang dermawan dan pemberani. Sifat kedermawanannya diwarisi dari ayahnya yang dijuluki dengan “Rabi’ al-Muqtarin”. Sedangkan sifat keberaniannya diwarisi dari kabilahnya.
Lubaid bin Rabi’ah al-Amiri adalah penyair Jahiliyyah yang memiliki usia yang panjang. Dia dikarunia usia di atas seratus tahun, sekitar enam puluh tahun usianya dihabiskan dalam masa jahiliyah dan sisanya dalam kedamaian Islam.
Pada masa awal-awal Islam, syair-syair Lubaid bin Rabi’ah mulai terpengaruh oleh al-Quran dan isinya banyak mengandung ajaran-ajaran yang bernafaskan Islam, meski dia sendiri belum menyatakan keislamannya.
Salah satu bait puisinya adalah berikut ini:
اَلاَ كُلُّ شَيْئٍ ماَ خَلا الله باَطِلُ *** وَكلّ نــَعِيْمٍ لاَ مـَحَالـَةَ زَائِلُ
وكُلُّ أُناسٍ سَوْفَ تَدْخُلُ بَيْنَهُمْ *** دَوِيـْهِيَّةٌ تـَصْفَرُّ مِنْها اْلأنامِلُ
وكُلّ امْرِئٍ يـَوْمًا سيَعْلَمُ غَيْبَهُ *** إذا كُشِفَتْ عِنْد اْلاِلَهِ الْحَصَائِلُ
Sesungguhnya segala sesuatu selain Allah pasti akan lenyap *** dan setiap kenikmatan, tanpa terkecuali, pasti akan sirna.
Dan pada suatu saat, setiap orang pasti akan didatangi *** oleh maut yang memutihkan jari-jemari mereka.
Setiap orang kelak pada suatu hari pasti akan mengetahui amalannya *** ketika telah dibuka di sisi Tuhan segala catatannya”.
Demi mendengar bait puisi di atas, Rasulallah Muhammad SAW berkomentar sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim:
اَصْدَقُ كَلِمَةٍ قَالـَها شَاعِرٌ كـَلِمَةُ لُبـَيْدٍ (الا كلّ شيئ ما خلا الله باطل)
“Sebaik-baik syair yang pernah diucapkan seorang penyair adalah karya Lubaid yang berbunyi: “Sesungguhnya segala sesuatu selain Allah pasti akan lenyap”
Walaupaun Lubaid memeluk Islam, namun para kritikus sastra Arab tetap memasukan dia sebagai penyair era Jahiliyah. Hal itu dikarenakan, setelah masuk Islam, Lubaid tak lagi membuat syair. Padahal, di era sebelum memeluk Islam, dia membuat ribuan bait syair, termasuk yang selalu digantungkan di Ka’bah. Bahkan, Aisyah, istri Rasulallah SAW, menghafal sekitar seribu bait syair karya Lubaid.
Satu-satunya bait syair yang dibuat oleh Lubaid bin Rabi’ah setelah ia masuk Islam adalah:
الحمدُ لله ان لـَمْ يَأتـِنِى أَجَلِىْ *** حـَتىَّ لـَبِسْتُ مِنَ اْلإسلامِ سِرْبالا
“Segala puji bagi Allah, yang belum mempertemukanku kepada ajalku *** sampai aku mengenyam dalam Islam nafas kedamaian”
Akhirnya, Lubaid mengembuskan nafas terakhirnya di Kufah Iraq pada sekitar tahun 661M / 41Hijriah. Semoga Allah mengampuni segala salah dan khilafnya. Amin.
Wallahu’alam bis showab.
Inayatullah A. Hasyim ■ twitter @inayatullah_has