thayyibah.com ::
Jika wanita itu bisa menjadi penggoda yang handal, maka lelaki bisa menjadi perayu dan pembual yang paling ulung. Maka tak usah saling menyalahkan siapa yang lebih dulu menjerumuskan ke dalam lubang maksiat. Karena memang itulah kita manusia, yang tak hentinya berpotensi pada kemaksiatan. Bahkan nyaris di setiap detiknya. Bisikan syaitan ibarat pendongkrak yang kuat untuk memusnahkan benteng nafsu ini, dan wanita adalah salah satu ujian terbesar bagi laki-laki.
Hijab.., ia tak lain memanglah sebuah pembatas. Pagar rumah bagi nafsu syahwat dalam diri. Seperti apa pagar yang kita letakkan, menandakan seberapa terlindungnya rumah kita. Rapuhnya pagar adalah bukti syahwat yang tak lagi tertawan.
Layaknya wanita yang memakai hijab dengan sempurna, ia mencoba sepenuh hati menjaga nilai-nilai agama dalam dirinya. Maka sepantasnya lah begitupula bagi kaum lelaki. Hijab nya adalah dengan menundukkan pandangan wajahnya. Sehingga apa yang ia coba lakukan adalah bersungguh-sungguh menjaga pagar hijabnya.
Mata memiliki hasrat dan kecenderungan besar yang memaksa diri untuk memenuhinya, seolah-olah ada kekuatan gravitasi yang menarik mata untuk menatap hal-hal yang kita tidak boleh melihatnya dan haram. Seperti gravitasi, mereka yang mencoba melawannya akan merasakan gaya tarik yang sangat kuat padanya, sementara mereka yang hanya mengikuti arus akan merasa sedikit gaya tarik atau bahkan tidak merasakannya sama sekali. untuk melawan gravitasi, dibutuhkan banyak kekuatan untuk menghindari tarikannya.
salah satu keinginan mata adalah hasrat seksual. Banyak manusia yang mengikuti keinginan ini, sedikit yang berjuang untuk menjaga pandangan ke bawah, dan sebagian yang lainnya berada di antasa keduanya. Jika keinginan ini tidak dikelola dengan baik, hal itu dapat mempengaruhi produktivitas iman kita. dalam Al-Qur’an Allah menjelaskan bahwa
“Katakanlah kepada laki-laki yang beriman : Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. Katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya”
(QS.An-Nuur : 30-31)
Al-Qur’an menjelaskan pada kita tentang hubungan antara tatapan dan keinginan seksual. Ayat di atas menjelaskan secara eksplisit dengan menentukan area fisik tubuh berhubungan dengan hasrat seksual, yaitu aurat. Hal ini juga harus membuat kita menyadari keseriusan masalah ini, mengingat dari dosa-dosa pribadi ialah zina.
Ayat ini sangat luar biasa. Dengannya kita menyadari bahwasannya zina bisa dimulai dari sesuatu yang sederhana seperti tatapan seseorang! Jalan menuju zina bisa pendek atau panjang. Bagi beberapa orang, Syaitan mungkin perlahan berbisik selama bertahun-tahun sebelum individu itu jatuh ke dalam perangkap zina. Syaitan tanpa henti dan dia sangatlah sabar. Apapun kesempatan kecil yang ia lihat, dia akan memanfaatkannya, asalkan membawa kita lebih dekat dengan zina.
Mereka yang bertakwa kepada Allah SWT adalah mereka yang paling sulit untuk digelincirkan oleh syaitan. dan dalam konteks ini, masuk akal bahwa semakin kita bertakwa, maka semakin kita terlindungi dari syaitan. ini adalah alasan Allah SWT tidak hanya melarang zina itu sendiri, tetapi juga melarang apa pun yang mengarah ke sana. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Dan janganlah kalian mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah sesuatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.”
(QS.Al-Israa’:32)
kita semua menyadari bahwa “mencegah lebih baik dari pada mengobati”, dan mencegah zina adalah dimulai dari menurunkan pandangan. Jadi, bagaimana kita bisa memenuhi perintah ini?
Bagaimana cara menjaganya..?? dengan memperbanyak ilmu agama. Jangan tinggalkan Al-qur’an. basahi mata dengan air mata tangisan karena memahami isinya dan mengingat Allah. Perbanyak pula zikir dan shalawat. Dan yang terpenting tetaplah bersama dengan sahabat yang soleh. Karena agama kita bergantung pada agama sahabat kita.
Mari kita bermohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar memberikan kita kekuatan agar kita mampu menundukkan pandangan kita, untuk melindungi kita dari pemandangan yang tidak pantas, dan untuk memurnikan mata kita sehingga mata kita kelak dapat melihat dengan jelas di hari akhir, saat melihat hal yang paling indah dari semua keindahan, yaitu menatap Wajah Allah Subhanahu wa Ta’ala.Aamiin
Sumber: muslimberhijrah