thayyibah.com :: Hasyasyun atau Hasyasyin atau yang lebih populer dengan Assassin adalah sekolompok pembunuh yang berideologi Syiah Ismailiyah an-Nizariyah. Kelompok ini didirikan oleh al-Hasan ash-Shabah yang berafiliasi pada Nizar, putra raja Kerajaan Famitiyah, Mustanshir Billah.
Raghib as-Sirjani menyatakan kelompok Syiah itu banyak sekali. Di mereka adalah kelompok Bathiniyah Ismailiyah. Kelompok ini terpecah lagi menjadi dua: al-Musta’liyah dan an-Nizariyah. Nisbat kepada dua orang putra Khalifah Daulah Fatimiyah Mustanshir Billah: al-Musta’li dan Nizar.
Setelah Mustanshir Billah wafat, terjadi perselisihan siapakah yang lebih berhak menggantikannya sebagai khalifah Daulah Fatimiyah yang baru. Perdana Mentri Fatimiyah saat itu, Badr Al-Jamali, mengangkat Musta’li sebagai khalifah menyisihkan sang kakak, Nizar. Sedangkan mentri senior lainnya, al-Hasan ash-Shabah, lebih memilih keimaman Nizar.
Karena tidak memiliki kekuatan politik di Mesir, al-Hasan ash-Shabah mengajak Nizar hijrah, dari Mesir menuju Syam. Di sinilah lahir sekte Syiah Ismailiyah an-Nizariyah. Atau yang lebih dikenal dengan sebutan Syiah Bathiniyah. Akidah mereka adalah setiap ayat Alquran memiliki makna-makna zahir yang bisa dipahami orang-orang awam. Adapun makna batin (tersembunyi), hanya mereka yang bisa memahaminya.
Al-Hasan ash-Shabah –sang pendiri ajaran ini- mencekoki pengikutnya dengan ‘bius’ yang disebut al-Hasyisy (semacam ganja). Pengikutnya pun teler tak maksimal daya pikirnya. Mereka menjadi tunduk dan hilang kesadaran. Hasan pun ditaati secara penuh.
Hasan juga sediakan duniawi yang lebih memabukkan lagi. Kebun yang dinamainya al-Jannah (surga). Wanita-wanita muda jelita dimasukkan sebagai bidadari surga buatannya. Menggoda dan menghibur para pengikut yang memang sudah linglung dan bingung. Mabuk Hasyisy pun kian berlipat dengan mabuk dunia. Saat sadar dari pengaruh Hasyisy, mereka mengatakan, “Supaya kembali ke surga, harus menaati asy-Syaikh (al-Hasan ash-Shabah).” Tidak heran mereka mudah diperintah dan dipengaruhi. Hingga disuruh membunuh dan membantai agar bisa terus tinggal di surga.
Akhirnya mereka menjadi pecandu Hasyisy dan dikenal sejarah dengan Hasyasyin atau Assassin.
Dalam perjalannya, kelompok ini menjadikan Benteng Alamut sebagai markas. Dari sana juga penyebran ajaran dan asas kerajaan ditetapkan.
Sumber: berdakwah