thayyibah.com :: Inilah yang sering dilakukan oleh aktifis dakwah yang hatinya tidak bertameng keimanan. Saling berhubungan langsung dengan HP, e-mail, inbox FB dan jejaring sosial. Awalnya sangat saling menjaga diri, menggunakan kata-kata yang sopan, serius dan to the point. Akan tetapi siapa yang tahu setan menyelinap berkelit-kelit dalam sinyal HP.
Muncullah kalimat yang belum layak mencapai waktu prosanya: “wahai calon ibu dari anakku, semenjak kita mulai ta’aruf saya jadi lebih bersemangat menjalani hari, apalagi jika kita menikah nanti, KANGEN”. Yang parahnya adalah bertemu langsung dengan mudahnya. Tidak ada bedanya dengan mereka yang menggenjot pedal gas hawa cinta menerobos peringatan merah di jalan keramaian syariat.
Diriwayatkan dalam Shahih Bukhari, Abu Malik al Asy’ari bahwa dia mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
لَيَكُونَنَّ مِنْ أُمَّتِي أَقْوَامٌ يَسْتَحِلُّونَ الْحِرَ وَالْحَرِيرَ وَالْخَمْرَ وَالْمَعَازِفَ
“Sungguh ada dari umatku beberapa kaum yang menghalalkan [menganggap halal] perzinahan, sutera, minuman keras, dan musik-musik.” [HR. Bukhari]
Sebaiknya mengunakan perantara comlang yang sudah bersuami-istri sehingga tidak ada celah untuk setan berkelit. Karena sekuat-kuat iman seseorang ia belum tentu mampu menahan gejolak cinta. Inilah yang pepatah yang populer di zaman kakek-buyut kita “Sedikit-dikit lama-lama menjadi bukit”. Ya, itulah cara setan menggiring manusia secara perlahan.
Yaitu jangan sampai ada hubungan yang tidak perlu jika belum waktunya, jika hubungan itu sangat perlu dalam ta’aruf demi mengenal, maka gunakanlah perantara comblang.
? muslimafiyah.com