thayyibah.com :: Dalam menjalin hubungan, baik suami istri, saudara dan pertemanan, tidaklah selalu berjalan mulus, tidak jarang dalam hubungan tersebut terjadi perselisihan, kekeliruan dan kekhilafan. Bagaimana jika hal itu terjadi?
Islam agama yang sempurna, mengajarkan umatnya bahwa jika terjadi perselisihan atau kekeliruan maka tidak boleh mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari. Sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:
“Tidak halal bagi seorang muslim mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari. Jika mereka bertemu maka keduanya saling membuang muka.
Yang paling baik di antara keduanya adalah yang pertama memulai salam” (Muttafaqun ‘alaihi)
Islam memberi batasan tidak boleh lebih dari 3 hari. Batasan ini agar saling introspeksi, menahan amarah & meredam rasa dendam. Namun sebaik-sebaiknya tindakakan yg dilakukan oleh seorang muslim adalah bersegera menjabat tangan saudaranya, memaafkannya & berusaha menyelesaikannya.
Hal ini dikarenakan dia menjalin hubungan atas dasar cinta karena Allah Ta’ala, sehingga ia berusaha utk merealisasikan firman Allah Ta’ala:
وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
“Serta orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS. Ali Imran: 134)
Berdasarkan hadits di atas Islam juga memberikan jalan keluar jika terjadi perselisihan, bahwa sebaik-baiknya orang jika terjadi perselisihan adalah yang pertama memulai dengan salam. Dengan salam dapat menumbuhkan rasa cinta, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:
“Demi Allah, kalian tidak akan masuk surga sehingga kalian beriman, dan kalian tidak akan beriman sehingga kalian saling mencintai. Maukah aku beritahukan kepada kalian suatu hal yang jika dikerjakan pasti kalian akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian.” (HR. Muslim)
Dengan tumbuhnya rasa cinta maka hilang kebencian, & rasa dendam. Maka hendaknya kita berusaha utk memaafkan segala kekhilafan & kekeliruan yg terjadi, sebagaimana kita ingin orang lain memaafkan segala kekhilafan kita.
? Ustadz Fuad Baraba, Lc
salamdakwah.com