Breaking News

Pengorbanan Adalah Keniscayaan Jalan Dakwah

Thayyibah.com:
PENGORBANAN KENISCAYAAN JALAN DAKWAH

Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti yang dialami orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan dan diguncang dengan berbagai cobaan, sehingga Rasul dan orang-orang beriman bersamanya berkata, “Kapankah datang pertolongan Allah?” ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat
(QS Al Baqarah 2: 214)

Saudara sekalian, Sering kali kita mengeluh terhadap kerja-kerja dakwah yang dipikul karena menganggap bahwa apa yang dialami hari ini merupakan sesuatu paling berat dalam hidup, sehingga tidak sedikit seorang kader dakwah lemah menghadapi kondisi ini. Padahal kita meyakini bahwa Allah tidak akan menguji seorang hamba diluar batas kemampuannya. Jika kita membaca dan merenungkan sejarah para Nabi dan sahabat dalam menyebarkan dakwah, bisa dibayangkan bagaimana pengorbana mereka sampai mengalami cobaan berat, penderitaan, kelaparan, dan kesengsaraan. Ini bisa menjadi cerminan bagi kader dakwah bahwa apa yang dialami hari ini merupakan pengulangan masalah lama yang akan terus ada bagi orang-orang yang mengambil jalan mulia sebagai penerus para nabi.
Jika melihat kondisi hari ini, tidak sedikit kader dakwah ketika diberi amanah mereka merasa berat. Berapa banyak kader dakwah ketika mendapat tekanan dari musuh-musuh dakwah langsung ciut dan tidak berdaya. Berapa banyak kader yang tidak mau ikut membantu memasang baliho/spanduk/pamflet karena malas, tidak mau merekap data, tidak mau hadir syuro, tidak datang tasqif, malas datang halaqoh, tidak siap membina, membangkang dengan keputusan syuro, serta beribu alasan jika diberi tugas dakwah. Masih banyak fenomena yang nampak disekitar kita sebagai penerus risalah dakwah. Kita menganggap diri lemah serba tidak sanggup. Hati-hati dengan seringnya kita menolak atau melalaikan panggilan dakwah, karena boleh jadi itu bentuk upaya syaitan untuk menjauhkan manusia dari berbuat kebaikan dan meraih derajat tinggi di sisi Allah SWT. Tugas besar kita hari ini adalah berupaya untuk memaksimalkan pengorbanan dari segi harta, jiwa, bahkan nyawa sekalipun akan diserahkan untuk Allah SWT. Allahu Akbar!
Janganlah mengeluh dengan apa yang dialami hari ini, itu belum seberapa jika dibandingkan dengan orang-orang mulia terdahulu yang telah melewati jalan dakwah. Sebagaimana Allah tegaskan dalam firman-Nya
“… mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan dan diguncang dengan berbagai cobaan…”
Yakinlah bahwa ujian itu selalu ada dan tetap ada sepanjang kehidupan. Besar kecil cobaan tergantung kadar keimanan hamba kepada Allah SWT. Mengeluh itu hal yang wajar namun tidak membuat kita lemah dan lari dari kenyataan yang dihadapi. Bukankah kita ingin mengharapkan surga Allah yang dibuat seluas langit dan bumi? Sesungguhnya surga yang diciptakan bukanlah barang murah dan mudah didapatkan dengan pengorbanan sedikit atau dengan harga murah. Barang mahal tentu akan dibeli dengan harga mahal, hanya orang-orang yang kaya secara financial saja yang mampu membelinya. Begitu juga dengan surga, hanya bisa dibeli dengan kekayaan iman serta limpahan amal perbuatan baik yang dilakukan setiap insan. Surga yang begitu indah dan tidak tertandingi kemegahannya dengan apapun di dunia ini yang merupakan hak bagi orang-orang beriman dan beramal shaleh.
Saudara sekalian, Dakwah merupakan tugas para nabi untuk mengajak orang kepada kabaikan dan mencegah dari hal-hal munkar serta kuat dalam menjalaninya. Banyak duri, halangan dan rintangan yang akan dilewati. Jalan yang kita tempuh ini bukanlah jalan yang manis penuh bunga atau kenikmatan, tapi jalan ini penuh dengan ujian, tekanan, penderitaan, penindasan, dan kesengsaraan. Jika kita berhasil dalam melewatinya maka Allah tidak akan lalai dengan apa yang dilakukan hambanya meskipun hanya sebesar biji zaroh niscaya akan ada balasannya. Mari sama-sama mengejar kenikmatan surga yang tiada tara, dengan melakukan usaha maksimal dalam menjalankan misi suci dakwah yang merupakan proyek Allah SWT untuk manusia.
——-
Penulis bernama Afdhal, lulusan fakultas psikologi UIN Suska Riau. Semasa kuliah aktif mengikuti organisasi kampus sejak awal kuliah dan lulus dengan IPK 3.65. Hingga saat ini masih aktif diorganisasi eksternal kampus, pernah menjadi ketua kaderisasi rohis kampus UIN Suska Riau dan ketua kaderisasi KAMMI Daerah Pekanbaru. Saat ini dipercaya sebagai Ketua Umum KAMMI Daerah Pekanbaru dan Presiden Korps Instruktur Wilayah KAMMI Riau sejak 2013 hingga sekarang. Aktif mengisi berbagai kajian remaja dan pemuda dikampus-kampus dan juga ditengah masyarakat.

About Abu Fira Smart