Breaking News

Fenomena STMJ, Shalat Terus, Maksiat Jalan

thayyibah.com :: Dalam kehidupan mungkin pernah kita dapati seseorang yg rajin shalat namun disisi lain ia sering berbuat maksiat.

Terlintas juga dipikiran kita dengan pertanyaan-pertanyaan seputar “rajin shalat kok pacaran?”, “rajin shalat kok zina?”, “rajin shalat kok mencuri”, “rajin shalat kok judi?” dan pertanyaan lainnya yg ada dipikiran kita ketika menjumpai seorang tersebut.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:“Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar.” (QS. Al ‘Ankabut[29]: 45)

Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa ada seseorang yang pernah mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia mengatakan,

“Ada seseorang yang pernah mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ia berkata, “Ada seseorang yang biasa shalat di malam hari namun di pagi hari ia mencuri. Bagaimana seperti itu?” Beliau lantas berkata, “Shalat tersebut akan mencegah apa yang ia lakukan.” (HR. Ahmad 2: 447, sanadnya shahih kata Syaikh Syu’aib Al Arnauth).

Dari ayat dan hadits tersebut dapat kita ketahui bahwasanya shalat akan mencegah seseorang dari perbuatan keji dan munkar. Sedangkan mengapa ada seorang yg rajin shalat rajin maksiat? Rajin shalat ternyata dia pelaku pacaran, rajin shalat ternyata dia pelaku korupsi, rajin shalat tapi masih suka ghibah dan masih banyak contoh yg lainnya yg dapat kita temui dalam kehidupan kita sehari-hari.

Shalat merupakan suatu kewajiban yg harus dipenuhi. Seorang yg berbuat dosa besar maupun kecil ia tetap harus shalat. Diterima atau tidak shalatnya hanya Allah lah yg berhak menentukan.

Rajin shalat rajin maksiat, yg menjadi pertanyaan kita mengapa shalat nya tidak membawa pengaruh kebaikan dalam dirinya?

Abul ‘Aliyah berkata: “Dalam shalat ada tiga hal di mana jika tiga hal ini tidak ada maka tidak disebut shalat. Tiga hal tersebut adalah ikhlas, rasa takut dan dzikir pada Allah. Ikhlas itulah yang memerintahkan pada yang ma’ruf (kebaikan). Rasa takut itulah yang mencegah dari kemungkaran. Sedangkan dzikir melalui Al Qur’an yang memerintah dan melarang sesuatu.” (Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 6: 65)

“Celakalah orang orang yang shalat yang mereka lalai dalam shalatnya” (QS. Al Ma’un[107]:4-5)

Ciri orang yang lalai dalam shalatnya antara lain, shalatnya buru-buru ingin segera selesai, bacaannya tidak difahami, dan suka mengakhirkan waktu shalat. Perlu kita sadari ketika kita shalat itu adalah saat dimana kita menghadap Allah, Sang Pemilik, Pengatur dan Penguasa Semesta Alam.

Shalat yg lalai tidak akan membawakan pengaruh kebaikan dalam diri seseorang. Ketika ia berdiri, ruku, sujud tetapi dia tidak menyadari bahwa dirinya sedang shalat bahkan lupa terhadap rakaat shalatnya. Tidak ada getaran dalam dirinya bahwa ia sedang menghadap Allah. Hendaknya kita menghadirkan kekhusyu’an dalam shalat dengan memahami,  menghayati, menghadirkan Allah yg selalu menatap dan mendengar kita.

 “Allah memperhatikan engkau saat berdiri dalam sholat, ruku’ dan sujud, sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS Asy-Syu’ara'[26]: 218-220)

Shalat yg baik adalah shalat yg bisa mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Inilah shalat yg mesti dibentuk. Jadi jika seorang rajin shalat, tetapi masih terus melakukan maksiat, maka shalatnya lah yang mesti diperbaiki.

Hendaknya kita mempelajari syarat, rukun, bacaan, makna, keistimewaan dan rahasia dalam shalat agar shalat yg kita kerjakan memberikan pengaruh baik dalam kehidupan kita.

Sumber: berdakwah

About A Halia