Dia berfikir, kenapa tidak sekalian saja untuk masuk dan menceburkan diri untuk mencicipi manisnya lagi dan lagi. Maka masuklah sang semut tepat di tengah tetesan madu.
Ternyata, badan mungilnya malah tenggelam penuh madu. Kakinya lengket dengan tanah. SDan tentu saja tidak bisa bergerak. Dia terus seperti itu sepanjang hayatnya, mati dalam setetes madu.
Demikianlah analogis sederhana dari dunia dan pecinta dunia. Sebagaimana diperumpamakan oleh seorang pepatah arab,
“Tidaklah kenikmatan dunia berarti apa apa, melainkan bagai setetes besar madu. Maka siapa yang mencicipinya sedikit, maka ia akan selamat. Namun siapa yang menceburkan diri kedalamnya, maka ia akan binasa.” (Pepatah Arab)
(Berdakwah.net)