thayyibah.com :: Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di DKI Jakarta mempertanyakan sulitnya permodalan untuk usaha. Adanya program kredit usaha rakyat (KUR) dari pemerintah dianggap belum maksimal. Banyak pelaku usaha terkendala masalah agunan atau jaminan diminta bank.
Masalah ini ditanya Hermawati Setyorini, salah seorang pelaku UMKM, dalam debat pamungkas Pilgub DKI putaran II di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (12/4). Dia meminta solusi dari para pasangan calon guna memecahkan masalah ini. “Kami tak bisa dapat KUR karena butuh agunan. Terobosannya apa?”
Pasangan nomor urut 2, Basuki T Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat, mendapat kesempatan pertama. Pertanyaan dijawab Ahok. Menurutnya, paling penting untuk pelaku usaha di ibu kota itu harus membuka rekening bank. Sehingga dari situ diketahui arus kas dimiliki para pelaku usaha.
Ahok menuturkan, Pemprov DKI sebenarnya menyediakan anggaran RP 1 triliun untuk masalah permodalan. Namun, selama ini hanya keluar lebih kurang Rp 300 miliar. Untuk itu, belakangan Ahok lebih mengusulkan pembagian hasil 80:20 dengan pelaku usaha.
“Kami menawarkan 80:20 untuk pelaku usaha. Semua uangnya dibayar ke bank. Itu juga kami terapkan di RPTRA. Tapi dari semuanya yang penting arus kas (pelaku usaha),” kata Ahok.
Berbeda dengan Ahok, pasangan calon nomor urut 3, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, mempunyai pandangan tersendiri. Pertanyaan Hermawati dijawab Sandiaga. Menurut dia, ada tiga kendala kerap dirasakan pelaku UMKM, yakni lahan, pemasaran dan modal.
Untuk itu, kendala tersebut telah dibahas Sandiaga dalam program OK OCE. Terutama dalam masalah permodalan. Bahkan dia menjanjikan adanya pemberian kredit kepada kaum wanita. “Untuk itu kredit khusus untuk perempuan tanpa jaminan, saya yakin akan lahir untuk UMKM yang berpihak,” jelas Sandiaga.
Penjelasan Sandiaga mendapat pertanyaan dari Djarot. Terutama tentang pencarian modal. Djarot mempertanyakan bagaimana Anies-Sandiaga memberikan modal. Salah satunya mendirikan OK OCE mart, mini market buatan dari program OK OCE.
“OK OCE mart dibangun bermodal Rp 200 juta, bagaimana caranya? Kami lebih memberikan lahan dengan bagi hasil (80:20). Kami tidak bisa memberikan modal Rp 200 juta (misalnya) buat bangun OK OCE mart,” ujar Djarot.
Pertanyaan Djarot dengan santai dijawab Sandiaga. Menurut dia, program OK OCE selama ini telah diikuti lebih kurang 12.000 orang. Sehingga untuk membangun sebuah mini market, kata Sandiaga, para peserta melakukan urunan. “Modalnya mereka hanya mengeluarkan Rp 1 juta untuk OK OCE mart,” terang Sandiaga.
Sumber: Merdeka