Namun demikian, dampak negatif dari kemajuan ini belum bisa dihindarkan. Suatu informasi yang kontroversial seringkali menimbulkan perdebatan di dalamnya. Perdebatan di media sosial yang kadang tidak terarah ini sangat merugikan, terutama generasi muda yang masih labil dan mudah tersulut emosi.
Jika sudah begini, istilah-istilah emosionalpun kian ramai di kolom komentar. Tulisan-tulisan yang saling merendahkan pun tak dapat dihindarkan. Masing-masing membela pendapatnya, namun argumentasi yang disampaikan cenderung kepada pembelaan diri, bukan lagi mencari kebenaran.
Memang, kita diperintahkan untuk menyampaikan kebenaran meskipun itu pahit. Akan tetapi perdebatan tak berujung di sosial media alangkah baiknya dihindari. Sangat kecil manfaatnya dan justru lebih banyak madharatnya. Bukan ukhuwah yang kita raih, melainkan kebencian dan kedengkian yang kian membara. Jika sudah begini, tinggalkan saja. Mari kita hayati pesan Rasulullah Shallallahu `alaihi Wa Sallam berikut:
“Aku akan menjamin sebuah rumah di dasar surga bagi orang yang meninggalkan debat meskipun dia berada dalam pihak yang benar. Dan aku menjamin sebuah rumah di tengah surga bagi orang yang meninggalkan dusta meskipun dalam keadaan bercanda. Dan aku akan menjamin sebuah rumah di bagian teratas surga bagi orang yang membaguskan akhlaknya.” (HR Abu Dawud).
Demikianlah tuntunan Rasulullah Shallallahu `alaihi Wa Sallam yang perlu kita jadikan teladan. Mari kita menjadi pengguna sosial media yang baik dengan menampilkan akhlak al-karimah di dunia maya. Jangan banyak berdebat. Wallahu a’lam.