Thayyibah.com:: Jakarta – Sejumlah pedagang Pusat Perbelanjaan Tanah Abang, Jakarta Pusat, mengeluhkan kondisi penjualan saat ini yang mengalami penurunan dari tahun sebelumnya.
Pengusaha nasional Chairul Tanjung, pun mengatakan penjualan di pasar tradisional saat ini cenderung turun. Menurut pria yang akrab disapa CT itu, salah satu contohnya adalah Pasar Tanah Abang.
Ketua Tim Ahli Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Sutrisno Iwantono, mengungkapkan kondisi sejumlah industri ritel memang mengalami kelesuan setiap tahunnya.
“Kalau saya mendapatkan informasi dari sejumlah ritel kecil itu, ada kecenderungan kelesuan. Umumnya terjadi pada, kebutuhan sekunder. Kalau kebutuhan pokok itu tidak bisa dihindarkan,” ungkap Sutrisno kepada detikFinance, Jakarta, Selasa (4/4/2017).
Sutrisno mengatakan, lesunya perdagangan di industri ritel tersebut dikarenakan terjadinya pengurangan daya beli masyarakat saat ini.
“Yang tidak terlalu penting ada pengurangan (konsumsi masyarakat). Itu mungkin berkaitan dengan daya beli masyarakat yang mengalami pelemahan,” kata dia.
“Tapi ritel secara umum saya kira seperti itu, mengalami penurunan, daya beli masyarakat berkurang,” tutur Sutrisno.
Nasib toko konvensional
Sutrisno menambahkan, untuk saat ini kondisi toko online belum menggerus keberadaan toko konvensional. Sebab masyarakat, khususnya menengah ke bawah, masih banyak yang memilih toko konvensional.
“Kalau sekarang sepertinya belum. Kalau orang yang masuk online kan orang-orang yang sudah melek teknologi. Tapi Kalau masyarakat kelas menegah ke bawah kan masih di pasar tradisional juga. Jadi untuk saat ini belum (menggantikan),” terang Sutrsino.
Namun, bukan berarti kondisi pasar konvensional bisa terus merasa nyaman dengan kondisi ini. Sebab, kata Sutrisno, suatu saat perkembangan teknologi akan lebih mendominasi pasar, hingga membuat toko konvensional tergantikan.
Oleh sebab itu, perlu adanya pemberdayaan bagi pedagang konvensional untuk bisa tetap bertahan dan mengikuti arus perkembangan zaman.
“Kalau yang paling utama, mereka harus diberdayakan. Jadi yang penting bukan menahan proses modernisasi, tapi bagaimana pelaku-pelaku kecil itu diberdayakan menjadi lebih modern. Mereka Harus mengikuti perkembangan zaman, kalau tidak pasti akan tertinggal,” tutup Sutrisno.
Sumber: detik.com