Thayyibah.com:: Kepala Lembaga Perguruan Taman Taruna Nusantara Mayor Jenderal Purnawirawan Puguh Santoso mengemukakan, pihaknya berduka dan prihatin atas kejadian yang menimpa siswa SMA Taruna Nusantara, Krisna Wahyu Nurachmad (15) yang ditemukan meninggal di barak. “Kami berduka mendalam, prihatin,” ujarnya dalam wawancara dengan tvOne, Jumat, 31 Maret 2017.
Menurut Puguh, hal yang membuatnya terkejut lantaran anak-anak di sekolah ini merupakan siswa-siswa cerdas dan telah melalui seleksi ketat, termasuk soal kejiwaannya.
Puguh mengungkapkan, sejak 1993 hingga saat ini, siswa-siswa SMA Taruna Nusantara telah menghasilkan prestasi luar biasa. “Ini menjadi suatu pembelajaran bagi kita semua kenapa bisa terjadi padahal seluruh sistem sudah bergerak,” ujarnya.
Dia menjelaskan, proses kehidupan di barak tidak sendiri melainkan ada rekan di kiri dan kanan. “Jam sebelas anak-anak masih ada yang belajar, pamongnya juga kontrol, jam satu masih kontrol,” kata Puguh.
Soal temuan pisau dapur oleh polisi di lokasi, kata Puguh, “Kalau pisau itu, alat itu bisa jadi (digunakan) atau bukan digunakan,” ujarnya.
Menurut dia, para siswa tidak dibolehkan membawa senjata tajam. Setiap saat dilakukan kontrol terhadap mereka. “Ini kan dari bangun pagi sampai tidur lagi ada pengecekan, itu sudah dilakukan. Ini suatu kasuistis yang betul-betul menjadikan kami bertanya-tanya,” ujarnya.
Dia berharap, polisi dapat mengungkap tuntas kasus ini. Puguh mengemukakan, pihaknya akan transparan membantu aparat kepolisian mengungkap kasus ini. (ase)