thayyibah.com :: Seolah menjadi suatu aib bahkan suatu yang nista, selalu dan berulang kali, jika kita ingin mengutarakan pendapat atau melakukan satu hal, kita diperingatkan, jangan SARA ya!
SARA itu singkatan Suku, Agama, Ras, Antargolongan. Entah mengapa di Indonesia seolah tabu dibicarakan, dan bila dibicarakan seolah menghina yang lainnya, padahal ya tidak begitu juga
Islam memandang, soalan Suku dan Ras, adalah perkara yang manusia tak bisa memilihnya, sudah takdir. Karenanya Islam melarang menjadikan Suku dan Ras, takdir, untuk dipermasalahkan
Tapi dalam Islam, agama adalah pilihan, sesuatu yang harus dibawa kemana-mana, sebab di dalam Islam, agama bukan hanya ibadah ritual, tapi juga solusi permasalahan hidup manusia
Artinya, Islam mengatur shalat, juga mengatur kehakiman, Islam mengatur pernikahan juga mengatur kepemimpinan. Kata-kata jangan bawa agama, hampir mustahil di dalam Islam
Berbeda dengan agama yang lain, cocok ketika diterapkan “Jangan SARA”, sebab agama selain Islam tidak punya aturan tentang ekonomi, peradilan, politik, kepemimpinan, layaknya Islam mengatur
Sehingga dalam Islam tidak ada netralitas, sebab aqidah tidak mungkin netral, mengambil aqidah Islam itu sepaket dengan kecenderungannya, menjauhi yang haram, mengambil yang halal
Jadi akan sangat aneh bila ada seruan “Jangan SARA” pada Muslim, itu menandakan yang mengatakan tak paham Islam, tak paham bahwa Islam punya aturan dalam segala hal
Koreksi, Jangan rasis, jangan sukuis, itu dibenarkan dalam Islam. Tapi jangan bawa agama? Sori, bahkan seorang Muslim diingatkan agar jangan mati kecuali dalam keadaan Muslim, apalagi hidup.
Oleh: Ustadz Felix Siauw