Breaking News
Hukuman Mati

SAAT AJAL YANG PASTI ITU TIBA

Hisab

thayyibah.com :: Setiap umat mempunyai ajal (tenggat waktu). Ketika tiba ajal mereka, maka mereka tidak bisa meminta ditangguhkan meski hanya sesaat. Juga tidak bisa minta diajukan.” (Q.s. al-A’raf: 34)

Karena itu, tanpa terasa, setiap detik, menit, jam, hari, minggu, bulan dan tahun berlalu, saat usia kita bertambah, sesungguhnya ajal kita semakin dekat. Rangkaian waktu yg telah kita lalui, meski hanya setahun, sebulan, seminggu, sehari, sejam, semenit bahkan sedetik tak akan bisa ditarik kembali. Jika semuanya itu telah pergi, maka umur kita bertambah, tetapi ajal kita semakin dekat.

Ajal kita sudah ditetapkan oleh Allah. Allah pun Maha Tahu kapan usia kita berakhir. Saat itulah, kematian kan tiba. Kemanapun kita berlari, meski bersembunyi di dalam benteng yg paling kokoh sekalipun, bahkan tak mampu ditembus oleh apapun, tetap saja kematian akan menghampiri.

Allah berfirman: “Di mana pun kamu berada, kematian pasti kan menemukan kamu, sekalipun kamu berada dalam benteng yg tinggi lagi kokoh.” (QS. An-Nisa’: 78)

Begitulah ajal manusia. Pasti tiba. Namun, saat ajal itu tiba, apakah kita sudah siap untuk menghadap-Nya. Pernahkan kita menghitung berapa lama waktu yg kita gunakan untuk maksiat, dan berapa yg kita gunakan untuk taat? Padahal, kita hitung atau tidak, yg pasti Allah Maha Tahu, dan Malaikat pun telah mencatatnya, sehingga kita pun tak kuasa untuk mengelaknya.

Karena itu Sayyidinia Umar bin al-Khatthab ra mengingatkan: Hitunglah sendiri amal kalian, sebelum amal kalian dihitung [oleh Allah]

Maka, jika kita tidak bisa mengisinya dengan benar, sesuai dengan perintah dan larangan Allah, pada akhirnya kita menyesal. Karena perbuatan yg begitu banyak dalam hidup kita, ternyata tak satupun yg diterima oleh Allah SWT.

Allah memberikan gambaran itu pada amal perbuatan orang Kafir dalam firman-Nya, “(Orang Kafir) telah bekerja keras lagi kepayahan, tetapi memasuki neraka yg sangat panas.” (QS al-Ghasyiyah: 3-4).

Sumber: Loveislam.id

About A Halia