thayyibah.com :: Pada awalnya dulu saya biasa-biasa saja menyikapi organisasi FPI, tidak suka, tetapi tidak benci. Lama-lama setelah saya perhatikan, betapa banyak kemungkaran yang diberantas oleh FPI, ketika organisasi lain justru tidak peduli, akhirnya saya sedikit demi sedikit mulai meyukai, meskipun saya tidak masuk ke dalam organisasi FPI, karena sampai sekarang saya masih aktif di kepengurusan NU. Saya tidak habis pikir, ada orang-orang yang sangat benci dengan FPI, dengan alasan yang tidak masuk akal.
Ada yang beralasan, bahwa demo-demo FPI ibarat perjuangan yang beraroma Wahabi. Padahal ulama Wahabi sendiri seperti Syaikh Ibnu Baz, Syaikh Utsaimin dan lain-lain mengharamkan demo seperti dalam fatwa-fatwa mereka.
Justru al-Imam al-Ghazali, ulama panutan kami, dalam kitabnya Ihya’ ‘Ulum al-Din membolehkan melakukan amar ma’ruf dan nahi munkar secara kolektif dan berjamaah, seperti yang dilakukan oleh FPI dewasa ini, atau yang dilakukan oleh sahabat BANSER di sebagian
daerah ketika membela pimpinan NU yang dilecehkan oleh orang-orang tertentu. Karena itu, sungguh mengherankan, statemen sebagian orang dimuat oleh sebagian media bahwa demo yang akan terjadi telah disusupi oleh kaum radikal.
Jangan-jangan kebencian kepada FPI masuk dalam atsar yang disebutkan oleh al-Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya’ ‘Ulum al-Din berikut ini:
*وَقَالَ حُذَيْفَةُ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: يَأْتِيْ عَلىَ النَّاسِ زَمَانٌ لأَنْ تَكُوْنَ فِيْهِمْ جِيْفَةُ حِمَارٍ أَحَبُّ إِلَيْهِمْ مِنْ مُؤْمِنٍ يَأْمُرُهُمْ وَيَنْهَاهُمْ*
Sahabat Hudzaifah radhiyallaahu ‘anhu berkata: “Akan datang suatu masa pada umat manusia, seandainya di antara mereka ada bangkai keledai, sungguh akan lebih mereka senangi daripada keberadaan seorang mukmin yang menyuruh mereka pada kebaikan dan mencegah mereka dari kemungkaran.” (Al-Ghazali, Ihya’ ‘Ulum al-Din, juz 2 hlm 311).
Sepertinya apa yang disampaikan oleh sahabat Hudzaifah radhiyallaahu ‘anhu di atas sekarang benar-benar terjadi. Dalam suatu komunitas atau kelompok masyarakat, orang-orang atau organisasi yang berupaya memperbaiki keadaan, berusaha meluruskan penyimpangan pemikiran atau melakukan amar ma’ruf dan nahi munkar, selalu menjadi sasaran olok-olok dan kebencian dengan alasan yang tidak masuk akal. Semoga Allah selalu menjaga hati dan keimanan kita, mengembalikan hati saudara-saudara kita ke jalan yang benar, amin.
Wallaahu a’lam…
Oleh: KH M. Idrus Ramli