Breaking News

PERNYATAAN SIKAP MATHLA’UL ANWAR TERKAIT YAYASAN PEDULI PESANTREN (YPP)

Thayyibah.com. Mengikuti dinamika keumatan dan kebangsaan terakhir yang semakin digaduhkan dengan kemunculan Yayasan Peduli Pesantren milik Hary Tanoesoedibjo yang notabenenya seorang non Muslim, maka Mathla’ul Anwar sebagai organisasi massa Islam merasa perlu menyampaikan pernyataan sikap sebagai berikut:

  1. Mathla’ul Anwar memandang bahwa Yayasan Peduli Pesantren (YPP) yang didirikan oleh Hary Tanoesoedibjo pada hari Ahad 4 Desember 2016 di MNC Tower – Jakarta Pusat tersebut sarat dengan kepentingan politik. Meskipun berada di bawah MNC Group dan merupakan yayasan nirlaba, namun kita semua mengetahui bahwa Hary Tanoesoedibjo saat ini adalah Pendiri dan Ketua Umum Partai Perindo (Persatuan Indonesia) yang belakangan aktif tampil mengiklankan diri dan partainya serta giat menyambangi pesantren-pesantren dengan penampilan yang diserupakan layaknya para ustadz dan kyai yang bersorban dan berpeci.
  1. Mathla’ul Anwar juga memandang bahwa pandangan dasar pendirian Yayasan Peduli Pesantren (YPP) yang berangkat dari keprihatinan terhadap kondisi pesantren yang tidak didukung dengan sumber daya memadai sesungguhnya tidaklah tepat dan terlalu didramatisasi. Sebab sebagai seorang Muslim kita tidak melihat keberdayaan hanya dari ukuran materi fisik semata. Sejarah pun telah mempersaksikan bahwa pesantren-pesantren di Indonesia telah ada jauh sebelum kemerdekaan Republik Indonesia yang dengan segala keterbatasannya tetap mampu berdaya dan melahirkan sumbangsih besar bagi bangsa Indonesia hingga kini.
  1. Mathla’ul Anwar pun memandang alasan ulama dan tokoh agama yang memberikan dukungan terhadap Yayasan Peduli Pesantren (YPP) karena menganggap selama ini tidak ada lembaga yang fokus memberikan perhatian terhadap pesantren sesungguhnya merupakan alasan yang tidak tepat. Sebab bila para ulama dan tokoh agama tersebut memandang perlu adanya lembaga yang fokus memberikan perhatian terhadap pesantren, maka para ulama dan tokoh agama tersebut jauh lebih berhak dan punya kewajiban untuk mewujudkan lembaga tersebut. Sebab dengan memberikan dukungan kepada Yayasan Peduli Pesantren yang didirikan oleh Hary Tanoesoedibjo, para ulama dan tokoh masyarakat tersebut yang seharusnya menjadi nahkoda umat justru terkesan menyerahkan gerbong umat yang seharusnya dinahkodainya kepada nahkoda lain yang notabenenya non Muslim.
  1. Mathla’ul Anwar sebagai ormas Islam yang lahir di Banten dan kini telah berusia 100 tahun dengan cabang di seluruh wilayah Indonesia, mendukung Pernyataan Sikap para Kyai dari Banten yang mewakili 3496 Pondok Pesantren yang tergabung di Forum Silaturrahim Pondok Pesantren (FSPP) Provinsi Banten tertanggal 9 Rabi’ul Awwal 1438 H / 9 Desember 2016 M. Para Kyai dari Banten tersebut menyatakan dengan tegas menolak keberadaan Yayasan Peduli Pesantren (YPP) yang diketuai oleh Hary Tanoesoedibjo, karena memandang eksistensinya cenderung mengancam asosiasi-asosiasi pondok pesantren di seluruh Indonesia yang telah berkhidmat dengan ikhlas membina aqidah dan kehidupan keumatan yang harmonis selama puluhan tahun.
  1. Mathla’ul Anwar menghimbau kepada para ulama dan tokoh agama yang telah tergabung dalam Yayasan Peduli Pesantren secara sadar maupun tidak sadar untuk kembali mencermati manuver politik Hary Tanoesoedibjo dan segera mengundurkan diri dari struktur Yayasan Peduli Pesantren tersebut. Hal ini dipandang lebih maslahat bagi kondusifitas umat dan kebhinekaan bangsa, terutama dalam situasi politik nasional saat ini.
  1. Mathla’ul Anwar menghimbau kepada khususnya warga Mathla’ul Anwar dan umumnya seluruh umat Islam di Indonesia serta segenap bangsa Indonesia, agar setia menjaga keberagaman agama dan mengantisipasi segala sikap kepura-puraan yang justru membiaskan nilai-nilai kebhinekaan. Sebab dengan tampil sesuai identitas agama masing-masing dan menghargai identitas agama lain justru akan mengokohkan kebhinekaan yang ada di Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Jakarta, 10 Desember 2016

 

Pengurus Besar Mathla’ul Anwar

About Abu Fira Smart