Thayyibah
thayyibah.com :: Tatkala Nabi Ibrahim عليه السلم dilempar ke dalam kobaran api Raja Namrud, se-ekor semut (dalam riwayat lain katak) berusaha keras memadamkan api dengan membawa butiran air di mulutnya.
Lalu se-ekor burung terheran-heran melihat ulah semut, ia berujar, “Wahai semut, butiran air kecil itu takkan berguna memadamkan api raja Namrud!”
Semut menjawab, “Memang air ini tak akan mampu memadamkan api, namun paling tidak semuanya akan melihat aku ada dipihak yang mana”
Sementara se-ekor cicak meniup-niup kobaran api yang membakar Nabi Ibrahim عليه السلم agar semakin membesar… Memang tiupan cicak tak akan mungkin membesarkan kobaran api, namun atas perbuatannya, semua tahu cicak ada dipihak yang mana.
Akibat keperpihakan cicak terhadap kebatilan Raja Namrud, maka Rasulullah ﷺ menganjurkan untuk membunuhnya.
Maksud Hadist: “….Baginda Rasulullah ﷺ memerintahkan agar membunuh cicak, dan Beliau memberi nama (cicak) hewan kecil yang fasik” (Muslim). “Dahulu ia meniup api yang membakar Nabi Ibrahim”
(Bukhari). Jika tiupan cicak yang tak berarti saja membuatnya terhina, maka alangkah baiknya kita berguru kepada semut.
Oleh: Ust. Salim Syarief MD
