Breaking News

Sesaat Setelah Kami Pergi

aksi damai 411

Merinding..

Itulah kesan yg terjadi saat penasaran memantau berita di tv seputar bundaran HI yang diselimuti ratusan ribu orang bernuansa putih pada 4 November kemarin. Ada yg menyebutnya 2 jutaan.

Luar biasa.

Peristiwa ini bisa disejajarkan dg torehan sejarah demo 1998. Bedanya, aksi ini benar-benar aksi santun, damai dan terkoordinasi dengan baik.

Semua tertib, semua aman, semua bersih.

Adapun kerusakan yg terjadi adalah kerusakan yg wajar untuk sebuah event yg dihadiri jutaan org.

Meski bukan yg pro demo, jujur sy pribadi mengakui bahwa aksi demo kemarin cukup melegakan dan berhasil menurunkan tensi kekhawatiran yg sebelumnya menjadi keresahan banyak pihak.

Keluhuran nilai Islam yg cinta damai sukses dipertontonkan disana.

Bagi siapapun yg berfikir jernih dan obyektif tentu bisa merasainya.

Dari awal sy pribadi memang tidak begitu setuju dg adanya demo, karena bagi saya permintaan maaf yg dilakukan pak Ahok sudah cukup menunjukkan kekhilafannya dan telah berhasil meredakan ketersinggungan saya. Bukankan kita harus mengedepankan sikap welas asih dan saling memaafkan?

Sebagaimana Tuhan Yang Maha Pemaaf bagi makhluknya.

Tapi sy juga tidak menyalahkan org yg berdemo. Masing-masing punya alasan yg kuat dan benar. Sebagai sesama muslim yg kami lakukan adalah saling support tetapi juga saling mengingatkan dan saling mendoakan.

Apalagi dalam sholat Jumat kemarin khotib di masjid kami juga membahas hal yang sama serta mengajak doa bersama untuk kebaikan bangsa khususnya saudara-saudara kita di Jakarta.

Dalam mulut penuh doa hati bergetar dan bertanya….

Kekuatan apa sesungguhnya yg membuat mereka tergerak hatinya untuk berkumpul disana dari segenap penjuru tanah air??

Apakah mungkin demi nasi bungkus?

Ya. Tentu ada. Tapi bagaimana dg mereka yg datang dari jauh yg harga tiket pesawatnya saja bisa untuk makan sebulan.

Apakah mungkin demi kepentingan politik?

Ya. Tentu saja ada. Apalagi menjelang pilkada DKI. Tapi bagaimana dg mereka yg dari luar Jakarta, buat apa mereka repot melakukan demo toh nggak punya hak pilih disana.

Apakah mungkin demi pelampiasan emosi dan dendam terpendam?

Ya. Tentu saja ada. Buktinya ada yang dari siang hari mencoba memprovokasi meskipun akhirnya ketahuan juga belangnya.

Apakah mungkin demi segepok uang?

Ya. Tentu saja ada. Tapi perlu berapa gepok uang untuk menggerakkan mereka semua?

Apakah mungkin demi kepentingan golongan yg memanfaatkan situasi?

Ya. Tentu saja ada. Buktinya dimalam hari saat semua sibuk untuk sholat maghrib dan Isya ,tiba-tiba ada yg memicu kericuhan.

Singkat kata, dari jutaan kepala manusia yg hadir disana tentu saja ada yg datang dengan maksud seperti pada spekulasi yg disebutkan diatas.

Namun sy memiliki keyakinan, motivasi terbanyak dari yg hadir disana tetaplah panggilan untuk menegakkan amar ma’ruf nahi munkar..

Mereka tergerak oleh panggilan yg Maha Menggenggam Jiwa. Sebab….

Tidak ada manusia yg sanggup mengkomando massa sebanyak itu.

Tidak ada uang yg sanggup mengkoordinasi massa sesolid itu.

Tidak ada politik yg memainkan peran semulus itu.

Dan lebih jauh lagi secara pribadi sy menyadari ini bukan lagi mengenai Ahok. Ini bukan lagi mengenai tuntutan hukum pada penista agama. Apalagi cuma urusan politik dan nasi bungkus.

Itu semua sudah tidak penting lagi.

Ini adalah mengenai sebuah fenomena akhir zaman.

Ini sebuah moment yg telah digariskan untuk mempersatukan umat muslim yg selama ini tercerai berai oleh kepentingannya, oleh golongannya, oleh partainya dan oleh sekatnya masing-masing.

Ini adalah awal indikasi terjalinnya persatuan umat.

Inilah saat dimana mereka bisa menyatukan hati.

Menyatukan mereka semua dalam suasana damai sekaligus waspada.

Menyatukan mereka di jalan-jalan yg biasanya macet seketika menjadi alas sujud bagi kening-kening penuh iman.

Untuk mengumpulkan mereka dalam suatu pagi, agar bersama-sama mendirikan sholat Shubuh berjamaah yg ramainya setara dengan sholat Jumat bahkan lebih ramai lagi.

Karena sungguh, ini adalah sebuah pertanda bagi org yg mengetahui…

makin merinding….

 

Loveislam.id

About A Halia