thayyibah.com :: Jika kita melihat keadaan pemuda masa kini, mereka lebih banyak menghabiskan waktu untuk kesenangan dirinya sendiri. Tak ada keinginan atau pun cita-cita tinggi demi kemajuan agama, bangsa dan negara. Padahal, pemuda merupakan aset yang sangat berharga. Semangatnya sangatlah dibutuhkan demi menyongsong masa depan yang lebih baik.
Salah satu perkara yang rusak dalam diri pemuda ialah akhlak. Ya, krisis akhlak pada diri pemuda kini banyak terjadi. Seperti halnya, rasa ketidakpedulian terhadap orang lain. Hal semacam ini, tidak bisa kita biarkan. Pemuda harus bangkit untuk memperbaiki akhlaknya. Tapi, bagaimana caranya?
Dilansir dalam muslim.or.id bahwa Syaikh al-‘Utsaimin menjelaskan sebab-sebab yang harus ditempuh untuk memperbaiki ahklak para pemuda berdasarkan petunjuk agama Islam, di antaranya:
Pertama, memanfaatkan waktu luang secara maksimal. Seorang pemuda hendaknya berupaya (untuk mengisi waktu luangnya) dengan kegiatan yang cocok (dan bermanfaat) untuknya, seperti membaca, menulis, berwiraswasta atau kegiatan lainnya. Hal ini dilakukan untuk menghindari kekosongan aktifitas dirinya, dan menjadikannya sebagai anggota masyarakat yang berbuat (kebaikan) untuk dirinya dan orang lain.
Kedua, memilih teman bergaul yang baik. Seorang pemuda berusaha mencari teman bergaul orang-orang yang baik dan shaleh serta berakal, agar dia bisa mengambil manfaat dari kebaikan, keshalehan dan akalnya. Maka hendaknya seorang pemuda menimbang keadaan orang-orang yang akan dijadikan teman bergaulnya, dengan meneliti keadaan dan akhlak mereka.
Ketiga, memilih sumber bacaan yang baik dan bermanfaat. Mengonsumsi sumber-sumber bacaan yang merusak, baik berupa artikel, surat kabar, majalah dan lain-lain, akan menyebabkan pendangkalan akidah dan agama seseorang, serta menjerumuskannya ke dalam jurang kebinasaan, kekafiran dan keburukan akhlak. Khususnya jika pemuda tersebut tidak memiliki latar belakang pendidikan agama yang kuat dan pola pikir yang benar untuk dapat membedakan antara yang benar dan yang salah, serta yang bermanfaat dan membinasakan.
Untuk mengatasi masalah ini, hendaknya seorang pemuda menjauhi sumber-sumber bacaan tersebut, dan beralih kepada sumber-sumber bacaan lain yang akan menumbuhkan dalam hatinya kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya, serta menyuburkan keimanan dan amal shaleh dalam dirinya.
Dalam melakukan ketiga hal itu tentu tidaklah mudah. Sebab, hawa nafsu seringkali hadir dan menggoyahkan keteguhan niat baik kita untuk memperbaiki akhlak. Untuk itu, seorang pemuda harus terus bersabar dan berusaha mengendalikan hawa nafsu. Jangan biarkan hawa nafsu yang menguasai dirinya.