Breaking News
Gambar unta di padang pasir

Memahami Motif Peperangan Nabi

 

Gambar unta di padang pasir
Gambar unta di padang pasir

 

thayyibah.com :: Benarkah dakwah Islam harus dilakukan dengan peperangan? Apa alasan dan untuk apa Rosululloh berperang?

Pada zaman awal berkembangnya agama Islam, Berbagai peperangan telah terjadi pada zaman Nabi. Baik itu perang yang beliau ikuti atau tidak. Walaupun dilihat dari segi dhohirnya peperangan itu identik dengan kekerasan atau radikalisme. Tapi Rasululloh mempunyai alasan sendiri untuk melaksanakannya.

Dilihat dari faktor penyebabnya kita klasifikasi menjadi dua bagian.

Pertama, faktor eksternal, yaitu perang yang merupakan pembelaan diri dari serangan luar. Seperti: serangan kaum musyrik Makkah dan bangsa Romawi.

Kedua, faktor internal, yaitu perang untuk mempertahankan kota Madinah dari para penghianat, pembelot, dan yang lainnya. Seperti penghianatan penduduk Bani Quroidhoh terhadap piagam Madinah.

Untuk lebih jelasnya, berbagai peperangan Nabi akan disajikan nama, waktunya, penyebab serta motif perangnya. sebagai berikut:

Perang faktor eksternal:

1. Perang Badar Kubro (17 Ramadhan 2 H)

Sejak Nabi berhijrah, orang musyrik makkah selalu melakukan teror terhadap kaum muslim madinah. Tepatnya pada bulan Ramadhan Nabi dan pasukanya berinisiatif untuk mencegah kafilah dagang Quraisy yang dipimpin Abu sufyan. Tujuanya untuk mengambil hak dan harta benda kaum muslim muhajirin yang telah dirampas ketika berhijrah.

Tapi Abu Sufyan telah mempunyai persiapan dengan memilih jalan lain, kemudian mengirim surat pemberitahuan ke Makkah tentang pergerakan kaum muslim. Surat itu langsung direspon oleh Abu Jahal dan dia membawa 1000 tentaranya ke Badar. Dengan terpaksa Rosululloh menghadapinya ditempat itu juga dengan 313 orang muslim. Karena ketika rosul pulang ke Madinah, ditakutkan mereka malah menyerang para penduduk.

2. Perang Uhud (Syawal 3 H)

Kaum musyrik sendirilah yang memulai perang ini karena tersulut rasa dendam ketika kalah di badar. Dengan jumlah pasukan 3000 orang mereka berangkat kemadinah. Nabi Muhammad tahu kabar ini dari paman beliau yang masih tinggal dimakkah, yaitu, Sayyidina Abbas (beberapa hari sebelum perang berkecamuk).

3. Perang Khandak /Ahzab(Syawal 5 H)

Berdasarkan perundingan keji dari Huyay Ibn Akhtab (utusan Yahudi) dan Abu Sufyan (pemuka musyrik Makkah), akhirnya terkumpulah 10.000 orang tentara dengan persenjataan lengkap. Kabar tersebut sangat mengejutkan Nabi. Sesegera mungkin beliau bermusyawarah dengan para sahabat mengenai bagaimana caranya menghadap mereka. Salman al-Farisi menemukan strategi jitu untuk kondisi bertahan (defensif), yaitu parit pertahanan, agar musuh tak masuk kedalam kota.

Perang Faktor Internal:

1. Perang Bani Qoinuqo’ (Syawal 2 H)

Bani Qoinuqo’ sering melakukan keresahan dan kerusuhan umat Islam Madinah. Hal ini tentu melanggar perjanjian Piagam Madina yang berisi tentang kerukunan diantara kaum Islam dan yahudi Madinah. Demi keamanan negara Nabi mengepung mereka selama 15 hari. Dan akhirnya menyerah.

2. Perang Bani Quroidhoh (Syawal 5 H)

Bani Quroidhoh telah melanggar perjanjian damai yang telah tertera dalam Piagam Madina. Salah satuny berbunyi “antara muslim dan yahudi harus bekerja sama melawan orang yang menyerang kota Madinah ini”. Sementara itu, salah seorang yahudi Bani Quroidhoh terlibat dalam perang Ahzab ketika menyerang Madinah. Sehingga rosululloh memeranginya demi kesatuan dan keutuhan negara.

3. Perang Bani Mushtholiq/ Perang Muraisi (sya’ban 6 H)

Perang ini dikobarkan langsung oleh kepala kabilah Bani Mustholiq, Harts Bin Dhirar. Dia menggalang kekuatan untuk menyerang kaum muslim. Dengan adanya isu tersebut, Nabi mengutus Buraidah Ibn al Hushob al Aslami untuk memverifikasi kabar itu. Setelah terbukti kebenarannya, Nabi segera mengerahkan umat Islam untuk menghentikanya.

Dari pemaparan di atas yang masih belum bisa kami sebutkan satu-satu, dapat diketahui bahwa Rosululloh SAW. Tidak pernah mengajarkan umatnya berperang atas nama agama untuk menyakiti golongan lain. Dan beliau tidak pernah melakukan kekerasan untuk memaksa orang lain masuk Islam. Dakwah Islamiyyah haruslah dilakukan dengan cara yang baik demi perdamaian dan kerukunan.

 

Sumber: Loveislam

About A Halia