thayyibah.com :: Orang-orang yang mengolok-olok ayat-ayat Allah dan agama-Nya dari kalangan orang-orang fasik yang gila, lalu mereka yang hadir pun mengakui hal tersebut dan tertawa karenanya, mereka mengagumi pernikahan semacam itu.
Bahkan mungkin sebagian orang-orang zindik berkata, “Al-Amrad (anak muda yang belum tumbuh jenggotnya, sehingga tampak menarik seperti perempuan. Dan karena itu, di kalangan masyarakat Arab, laki-laki yang tidak memiliki jenggot dikenal sebagai laki-laki yang tidak jantan, tidak perkasa dan menyerupai wanita) adalah kekasih Allah, dan orang yang berjenggot adalah musuh Allah!” Dan mungkin, banyak anak muda yang mempercayai kebenaran hal tersebut, serta mempercayai bahwa itulah yang dimaksud dengan sabda Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam,
“Jika Allah mencintai seorang hamba, maka la menyeru, ‘Wahai jibril, sesungguhnya aku mencintai Fulan, karena itu cintailah dia!’,” (HR Al-Bukhari dan Muslim). [] BERSAMBUNG
Lalu ia merasa dicintai di muka bumi ini, sehingga ia pun bangga karena dicintai, dan karenanya ia menyombongkan diri di tengah-tengah manusia, bahkan ia senang jika dikatakan, “Ia begitu dicintai semua orang, ia milik negeri, dan orang-orang sangat mengharap untuk dicintai oleh-nya”, atau ucapan-ucapan yang sejenis.
“(Kedudukan) mereka itu bertingkat-tingkat di sisi Allah, dan Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan,” (QS Ali Imran: 163).
Dan tidak diragukan lagi, kekufuran, kefasikan dan maksiat memiliki tingkatan-tingkatan, sebagaimana iman dan amal shalih juga memiliki tingkatan-tingkatan, seperti disebutkan dalam firman Allah SWT:
“Sesungguhnya mengundur-undurkan bulan haram itu adalah menam-bah kekafiran,” (QS At-Taubah: 37).
“Dan masing-masing orang memperoleh derajat-derajat (seimbang) dengan apa yang dikerjakannya. Dan Tuhanmu tidak lengah dan apa yang mereka kerjakan,” (QS Al-An’am: 132).
“Adapun orang-orang yang beriman, maka surat ini menambah iman-nya, sedang mereka merasa gembira. Dan adapun orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit, maka dengan surat itu bertambah kekafiran mereka, di samping kekafirannya (yang telah ada),” (QS At-Taubah: 124-125).
Dan masih banyak lagi ayat-ayat lain yang senada. Dan orang yang paling ringan dosanya dari mereka adalah orang yang melakukan hal tersebut, sedang dia mempercayai bahwa hal tersebut diharamkan, dan selesai melampiaskan keinginannya ia berkata, “Astaghfirullah (aku memohon ampun kepada Allah)!” Karena itu seakan-akan apa yang telah terjadi tidak ada.
Dan sungguh syetan telah mempermainkan mayoritas umat manusia sebagaimana anak kecil bermain bola. Dan syetan telah menjerumuskan mereka ke dalam kekufuran, kefasikan dan kemaksiatan dalam berbagai bentuknya.
Dan secara global, kekejian itu bertingkat-tingkat sesuai dengan tingkat kerusakannya. Maka seorang laki-laki yang memiliki kekasih wanita, atau wanita yang memiliki kekasih pria lebih sedikit tingkat kejahatannya daripada laki-laki atau wanita yang melakukan perzinaan dengan setiap orang.
Orang yang melakukan maksiat secara rahasia lebih sedikit dosanya daripada orang yang melakukannya secara terang-terangan.
Orang yang mendiamkan maksiatnya lebih sedikit dosanya daripada orang yang menceritakan maksiatnya kepada manusia, dan orang seperti ini jauh dari ampunan Allah, sebagaimana sabda Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, “Setiap orang dari umatku akan dimaafkan kecuali mereka yang terang-terangan. Dan termasuk terang-terangan yaitu Allah merahasiakan suatu maksiat atasnya, kemudian pagi harinya ia membuka perahasia-an Allah atasnya, ia berkata, Wahai Fulan, tadi malam aku melakukan ini dan itu. ‘Malam harinya Tuhan merahasiakan maksiatnya, sedang Pagi harinya ia membuka perahasiaan Allah atas dirinya,” (HR Al-Bukhari).
HABIS
Sumber: Loveislam