thayyibah.com :: Salah satu dari pintu-pintu kebaikan adalah melakukan puasa. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: أَلَا أَدُلُّكَ عَلَى أَبْوَابِ الْخَيْرِ؟ الصَّوْمُ جُنَّةٌ … “Maukah aku tunjukkan padamu pintu-pintu kebaikan? …
Salah satu dari pintu-pintu kebaikan adalah melakukan puasa. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَلَا أَدُلُّكَ عَلَى أَبْوَابِ الْخَيْرِ؟ الصَّوْمُ جُنَّةٌ …
“Maukah aku tunjukkan padamu pintu-pintu kebaikan? Puasa adalah perisai, …” (HR. Tirmidzi, hadits ini hasan shohih)
Puasa dalam hadits ini merupakan perisai bagi seorang muslim baik di dunia maupun di akhirat. Di dunia, puasa adalah perisai dari perbuatan-perbuatan maksiat, sedangkan di akhirat nanti adalah perisai dari api neraka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda dalam hadits Qudsi:
وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ
“Dan senantiasa hamba-Ku mendekatkan diri kepadaKu dengan amalan-amalan sunnah sehingga Aku mencintainya.” (HR. Bukhari)
Oleh karena itu, untuk mendapatkan kecintaan Allah ta’ala, maka lakukanlah puasa sunnah setelah melakukan yang wajib. Di antara puasa sunnah yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam anjurkan setelah melakukan puasa wajib (puasa Ramadhan) adalah puasa enam hari di bulan Syawal.
Apakah puasa enam hari (syawwal) itu harus dikerjakan setelah ramadhan setelah iedul fitri secara langsung atau boleh beberapa hari setelah ied, berurutan di bulan syawwal atau tidak?
Jawaban adalah tidak harus berpuasanya setelah ‘iedul fitri secara langsung, bahkan boleh baginya berpuasa (syawwal ) satu hari atau beberapa hari setelah ‘ied. Dan boleh baginya berpuasanya secara berturut-turut ataupun secara terpisah-pisah di bulan syawwal sesuai dengan apa yang mudah baginya, perkara ini ada kelapangan. Dan hukumnya sunnah tidak wajib.
Hanya Allahlah tempat memohon taufik. Semoga shalawat dan salam terlimpah kepada Nabi kita Muhammad , keluarga beliau dan sahabat beliau. (put/thayyibah)