thayyibah.com :: Muliakan wanita dengan akad tidak hanya dengan coklat apalagi dengan rayuan gombal”
Entah dari mana berasal tiba-tiba bulan Februari diidentikkan sebagai bulan kasih sayang, bulan cinta, bulan saling mengungkapkan rasa, bulan memberi surprise berupa coklat, bunga atau dibarengi dengan boneka. Ya ku tahu bulan Februari merupakan bulan memperingati Hari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Hari Persatuan Farmasi Indonesia, Hari Peringatan Pembela Tanah Air (PETA), Hari KOHANUDNAS, Hari Pekerja Nasional dan Hari Gizi Nasional Indonesia.
Jika mengamati sejarah Valetine’s day pada dasarnya tidak tahu pasti history tersebut hanya saja sejarah tersebut dibenarkan dan dimeriahkan dengan tujuan agar masyarakat menerima pemahaman tersebut sehingga dengan adanya perayaan tersebut maka kisah tersebut dinyatakan ada. Perayaan Valentine pada dasarnya tidak hanya sebatas perhelatan kasih sayang tetapi ada misi ingin menjauh pemuda islam jauh dari ajaran ila’iah, jauh dari ajaran Tauhid dan sebagai upaya perang pemikiran. Bahkan di bulan Februari melihat di berbagai ruang publik didesain secara khusus dengan nuansa romantis, dihiasi warna pink, dimeriahkan dengan musik musikal dan dibumbui dengan makanan serba wah. Sehingga sebagian masyarakat bahkan para lanjut usia tertarik untuk meriah hari tersebut.
Jika boleh jujur yang mendapat untung dari ada adanya valetine tersebut adalah para pebisnis di mana semua produk yang dikeluarkan pada laris manis dan seperti para entrepreneur benar-benar manfaat momentum tersebut dalam upaya meningkat pendapatan.
Tentu sebagai masyarakat sangat bersyukur ada beberapa pemerintah daerah melarang terlaksana Valentine’s day di ruang publik, hal ini perlu ditiru oleh para pejabat dan juga memberi 10 hormat bagi petugas satpol PP yang telah merahasiakan hotel-hotel, tempat hiburan dan ruang publik lainnya sehingga terjaring pasang muda-mudi maupun pasang tua-tua. Adanya aksi satpol PP tersebut memberi dampak luar biasa bagi masyarakat agar tidak lagi merayakan hari kasih sayang. Insya Allah apa yang dikerjakan oleh satpol PP tidak hanya sebatas melaksanakan tugas melainkan sudah menjalankan dakwah. Mari sama berdoa-doa semoga ke depannya semakin banyak pemerintah daerah ikut partisipasi untuk melarang perayaan kasih sayang. “Barangsiapa takut kepada Allah, maka Allah menjadikan segala sesuatu takut kepadanya. Barangsiapa tidak takut kepada Allah, maka Allah menjadikannya takut kepada segala sesuatu. (HR. Bukhari).
Padahal sudah menjadi rahasia umum bahwa dampak negatif dari sisi sosial, agama dan kesehatan. Sungguh tak ada manfaatnya yang ada hanya unsur kesia-siaan, yang ada kemaksiatan seperti terjadi di salah satu kota di Sumatera terjaring 16 pasangan di hotel saat hari valetine yang rata-rata tertangkap adalah kawula muda (Mahasiswa) kalau sudah begini yang malu adalah orangtua bahkan lebih hebohnya lagi di salah satu media nasional juga memaparkan ada pasang nenek-kakek juga ikut terjaring. Nauzubillah minzaliq (makin tua makin menjadi).
Tidak hanya itu bahkan menurut salah satu komunitas yang bergerak dalam bidang sosial dan kesehatan menjelaskan bahwa penjualan kondom meningkat 40-80 persen dan terjadi sold out kondom saat valetine. Jika melihat fenomena seperti itu sungguh memilukan bagaimana cara kaum muda menghargai diri mereka dengan tidak hormat. Bayangkan saja mereka saja tidak menghargai dirinya apalagi orang lain!!! Selain itu bagi laki-laki harus direnungi bila benar-benar ingin memuliakan wanita jangan hanya memberi coklat, kado murahan, boneka, gombalan dan ajak si wanita jalan-jalan keliling kota saja. Atas dasar itu pula para wanita begitu rela menyerah tubuhnya disentuh oleh laki-laki karena melihat perjuangan laki-laki begitu luar biasa sehingga bisa meluluh hatinya. Maka sangat wajar mengatakan valentine adalah hari maksiat secara internasional.
Melainkan cara yang sangat elegan, terhormat dan mulia untuk mengangkat derajat wanita sudah dijelaskan secara jelas dalam agama islam yaitu dengan melamar wanita. Itulah bentuk menghargai wanita, bentuk memuliakan wanita, bentuk engkau benar-benar cinta padanya bukan dengan cara gombal tak bermakna apalagi sampai merengut keperawanan wanita. Kalau tidak percaya coba Tanya pada wanita yang engkau sayangi mereka merasa dimuliakan, dihargai, dicintai apakah dengan coklat atau dengan akad! Tentu para wanita akan menjawab lebih suka dimuliakan dengan akad dibandingkan dengan coklat. Setelah engkau muliakan wanita dengan akad maka itu bertanda engkau adalah laki-laki sejati, laki-laki bertanggung jawab, laki-laki yang benar-benar memiliki cinta dan laki-laki yang paham arti cinta.
Akhirnya bagi wanita jangan terasa terhormat, terasa dihargai, terasa tersanjung, terasa diakui ketika engkau hanya diberikan coklat belaka. Itu adalah bentuk laki-laki belum seutuh mencintai mu. Jika ia mencintai mu maka dia akan meminta izin kepada orangtua mu untuk menikah dalam tatanan keluarga sakinah mawaddah warahmah. Jika sayang padamu tidak akan pernah mengajak mu pada hal-hal dilarang Allah. Jika menghargai mu tentu tak akan pernah merendahkan mu dengan menyentuh apalagi sampai merebut keperawanan mu.
Oleh: Sholiat Alhanin – dakwatuna