Breaking News

Memaksimalkan Otak Anak dengan Stimulasi

mendampingi-anak-bermain

thayyibah.com :: Anda merasa tak kreatif, telmi (telah mikir) dan sulit memahami sesuatu? Bisa jadi karena di masa kanak-kanak otak Anda kurang distimulasi. Delapan puluh persen otak berkembang saat usia 0 – 5 tahun. Karenanya, jangan anggap enteng stimulasi otak sejak dini.

Ada guyonan populer tentang otak orang Indonesia. Katanya, otak kita dijual murah karena masih original alias jarang dipakai. Sedangkan otak orang Jepang dan Amerika lebih mahal karena terkenal jenius dan licik.

Guyonan ini membuat kita tersenyum-senyum sekaligus tertohok. Sebegitu tidak berkualitaskah otak kita sehingga dinilai rendah? Tentu kita patut introspeksi, jangan-jangan memang kita tidak terbiasa melatih otak sejak dini sehingga diguyonkan tidak cemerlang seperti otak orang bule.

Menurut Dr dr Koesnadi Rusmil SpA (K), ahli tumbuh kembang anak RS Hasan Sadikin jika seseorang memiliki penglihatan, pendengaran dan perabaan yang bagus maka dia harus jadi ‘seseorang’. Mereka yang memiliki keterbatasan saja bisa.  “Banyak dari mereka yang tidak bisa mendengar, melihat, tapi bisa jadi sarjana,” ungkap pembina Yayasan Pendidikan Anak Cacat (YPAC) ini.

Penglihatan, pendengaran, kemampuan berbahasa dan berlogika, semua berhubungan dalam otak. Otak juga bertanggung jawab terhadap pengaturan seluruh badan dan pemikiran manusia. Jadi sehat tidaknya perkembangan otak berpengaruh besar terhadap kualitas diri kita.

Bagaimana Otak Bekerja?

Otak manusia adalah bagian tubuh yang luar biasa hebat. Beratnya 2% dari berat tubuh kita. Namun, menurut National Geographic, otak memiliki kemampuan menyimpan informasi dengan kapasitas 132 trilyun gigabyte. Jangan bandingkan dengan memori komputer atau laptop kita yang hanya ratusan giga. Bahkan komputer tercanggih pun tak mampu menyamainya!.

Lalu bagaimana otak bekerja? Otak kita terbagi dalam semacam ruangan-ruangan, yakni otak depan, samping, belakang, kiri dan kanan. Tiap ruangan dihuni oleh neuron dalam jumlah tertentu. Setiap kali otak diberi rangsangan (stimulus) akan tercipta jaringan antarneuron (sinaps). Makin banyak sinaps yang tercipta semakin bagus kemampuan otak.

Saat otak kita menerima stimulasi melalui penglihatan, pendengaran dan perabaan, ada informasi yang masuk ke dalam otak. Lalu otak akan mengolah dan menyimpannya. Sebagian informasi akan masuk dalam ingatan jangka pendek (short term memory). Bila tidak diproses, ingatan di bagian ini akan terhapus atau hilang. Jika diolah lagi informasi ingatan jangka pendek akan masuk dalam ingatan jangka panjang (long term memory). Semua informasi yang terekam dalam otak akan disimpan, diolah dan ditransformasikan hingga muncul dalam bentuk perilaku dan sikap.

 

Stimulus, Faktor Penting Optimalnya Otak

Perkembangan otak dipengaruhi oleh dua faktor, yakni genetik dan lingkungan. Dari sisi genetik, bila saat hamil sang ibu kurang memperhatikan asupan gizi dan nutrisi janin, kelak buah hati akan mengalami kelambatan pertumbuhan otak.

Lantas, nutrisi apa yang baik untuk otak? Menurut Koesnadi, semua zat yang dibutuhkan anak tercakup lengkap dalam ASI. “Namun jika ibu tak mampu memberikan ASI secara penuh bisa ditambah susu formula yang mengandung zat yang mirip dengan ASI. Yaitu yang mengandung DHA, AA dan Tyrosin dan Tryptopan,” urainya saat memberikan materi pada workshop tentang stimulasi anak yang diadakan salah satu produsen susu, Frisian Flag Indonesia.

“Otak ini  tumbuh paling cepat selama 5 tahun pertama. Disebut time dependent, atau sangat tergantung dengan waktu. Itu masa yang penting, peka dan kritis,” ujar Ketua Lembaga Perlindungan Anak Jawa Barat ini. Saat Golden Periode ini, orangtua berkesempatan memberi dasar-dasar baik yang akan menjadi stuktur menetap hingga anak dewasa.

Faktor lingkungan mencakup peran orangtua dan orang lain di sekitar anak. Jika mereka rajin melakukan stimulasi maka otak akan berkembang optimal. Sebaliknya jika otak tak dirangsang akan banyak neuron yang tak  berfungsi alias mengalami rusak.

Aspek apa saja yang perlu distimulasi? Menurut Efriyani Djuwita M.Si, psikolog anak dan remaja, ada 4 perkembangan anak yang harus dirangsang. Yakni motorik kasar dan halus, kognitif, bahasa dan sosial emosional. Untuk memaksimalkan stimulasi orangtua harus melakukannya dengan suasana santai, penuh kasih sayang, dan menyenangkan

Stimulasi itu idealnya diberikan sejak dini. Karena perkembangan anak di 4 tahun pertama sama besarnya dengan perkembangan yang terjadi pada 14 tahun berikutnya (Fasli Jalal, 2000). Koesnadi menambahkan bahwa perkembangan otak mencapai titik kulminasi saat laki-laki berusia 18 tahun dan wanita 21 tahun. Pada titik ini bukan berarti otak berhenti berkembang, namun telah mencapai titik maksimal. Dengan kata lain otak manusia masih tetap berkembang hingga usia lanjut. Maka, tak ada kata terlambat untuk kita mengoptimalkan otak.

 

Aktivitas Menstimulasi

Menurut Efriyani Djuwita M.Si,aktivitas menstimulasi anak bisa dilakukan orangtua dengan banyak variasi kegiatan, di antaranya:

1. Bermain bersama, misalnya bermain kuda-kudaan, teka-teki, tebak gambar dan bermain peran.

2. Kegiatan seni, contoh, menyanyi bersama, bermain alat musik juga menari bersama anak.

3. Kegiatan eksplorasi, seperti naik sepeda bersama atau jalan-jalan keliling kompleks. Sesekali ada baiknya orangtua meluangkan waktu untuk berkemah bersama anak atau melakukan wisata alam.

4. Aktivitas sehari-hari, seperti makan bersama, mendampingi anak menonton TV, membacakan cerita sebelum buah hati tidur.

Sumber: Ummi

About A Halia