thayyibah.com :: Generasi yang Menyia-nyiakan Shalat dan Memperturutkan Hawa Nafsu. Allah ta’ala berfirman,
فَخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا إِلا مَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَأُولَئِكَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ وَلا يُظْلَمُونَ شَيْئًا
“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan, kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal shalih, maka mereka itu akan masuk surga dan tidak dianiaya (dirugikan) sedikit pun.” [Maryam: 59-60]
Beberapa pelajaran yang dapat kita ambil adalah sebagai berikut:
1) Ancaman yang keras terhadap orang-orang yang menyia-nyiakan sholat dan memperturutkan hawa nafsu; bahwa mereka; akan tersesat di dunia, akan diazab pada hari kiamat di dalam lembah yang sangat dalam, baunya sangat busuk dan mengalir padanya nanah dan darah, sebagaimana disebutkan dalam beberapa riwayat. (Lihat Tafsir Al-Baghawi, 5/241 dan Tafsir Ibnu Katsir, 5/245).
2) Ulama menyebutkan dua pendapat tentang makna menyia-nyiakan sholat:
Pertama: Meninggalkan sholat sama sekali. Kedua: Menunda-nunda waktu sholat, juga sudah termasuk menyia-nyiakan sholat. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir, 5/243)
3) Dua sifat generasi pengganti yang jelek adalah menyia-nyiakan sholat dan memperturutkan hawa nafsu.
Al-Imam Mujahid rahimahullah berkata tentang mereka,
هم في هذه الأمة، يتراكبون تراكب الأنعام والحمر في الطرق، لا يخافون الله في السماء، ولا يستحيون الناس في الأرض
“Mereka hidup dalam umat ini seperti binatang-binatang ternak dan keledai-keledai di jalan-jalan; tidak takut kepada Allah ta’ala yang di langit dan tidak malu kepada manusia di bumi.” [Tafsir Ibnu Katsir, 5/244]
Faidah: Mengimani Allah ta’ala istiwa di langit di atas ‘arsy-Nya tanpa membutuhkan ‘arsy sedikit pun adalah aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah yang disepakati oleh generasi terbaik umat Islam; sahabat dan tabi’in. Maka inilah salah satu atsar yang diriwayatkan dari Al-Imam Mujahid rahimahullah, bahwa Allah di langit.
4) Orang yang menyia-nyiakan sholat maka ia juga akan menyia-nyiakan perkara lain dan mempertututkan hawa nafsu.
Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata,
وإذا أضاعوها فهم لما سواها من الواجبات أضيع؛ لأنها عماد الدين وقوامه، وخير أعمال العباد
“Apabila mereka telah menyia-nyiakan sholat maka kewajiban-kewajiban lain mereka akan lebih menyia-nyiakan, karena sholat adalah tiang dan penopang agama, serta sebaik-baiknya amalan para hamba.” [Tafsir Ibnu Katsir, 5/243]
5) Keutamaan orang yang bertaubat dari syirik, bid’ah dan maksiat, kemudian beriman dan beramal shalih.
Asy-Syaikh As-Sa’di rahimahullah berkata,
“Kemudian Allah ta’ala memberikan pengecualiaan, Allah ta’ala berfirman:
“Kecuali orang yang bertaubat”, yaitu bertaubat dari syirik, bid’ah dan maksiat, maka ia segera meninggalkan dosa-dosa tersebut, menyesalinya dan bertekad kuat untuk tidak mengulanginya.
“Dan beriman”, yaitu beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya dan hari akhir.
“Dan beramal shalih”, yaitu amalan yang disyari’atkan oleh Allah melalui lisan-lisan para rasul-Nya, apabila ia meniatkan untuk mencari wajah Allah (ikhlas karena Allah)
“Mereka itu”, yaitu orang-orang yang mengumpulkan antara taubat, iman dan amal shalih.
“Akan masuk surga”, yang di dalamnya ada kenikmatan yang kekal, kehidupan yang selamat dan berada di sisi Rabb yang Maha Pemurah.
“Dan tidak dianiaya (dirugikan) sedikit pun.” yaitu balasan terhadap amalan-amalan mereka tidak dirugikan, bahkan mereka akan mendapatkannya secara sempurna, berlimpah pahalanya dan dilipatgandakan jumlahnya.” [Tafsir As-Sa’di, hal. 496] (put/thayyibah)