Adab Terhadap Ayah
thayyibah.com :: Dari Urwah atau selainnya, ia menceritakan bahwa Abu Hurairah pernah melihat dua orang. Lalu beliau berkata kepada salah satunya,
مَا هَذَا مِنْكَ ؟ فَقَالَ: أَبِي. فَقالَ: ” لاَ تُسَمِّهِ بِاسْمِهِ، وَلاَ تَمْشِ أَمَامَهُ، وَلاَ تَجْلِسْ قَبْلَهُ
“Apa hubungan dia denganmu?” Orang itu menjawab, ”Dia ayahku.” Abu Hurairah lalu berkata, “Janganlah engkau memanggil beliau dengan namanya saja, janganlah berjalan di hadapannya dan janganlah engkau duduk sebelum ia duduk.”
[Shahihul isnad. HR. Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad].
Keutamaan Berbakti Kepada Ibu
Dari Abdullah ibnu Abbas, seorang pria datang kepadanya lalu berkata,
إِنِّى خَطِبْتُ امْرَأَةً، فَأَبَتْ أَنْ تَنْكِحَنِي، وَخَطَبَهَا غَيْرِى، فَأَحَبَّتْ أَنْ تَنْكِحَهُ، فَغِرْتُ عَلَيْهَا فَقَتَلْتُهَا، فَهَلْ لِيْ مِنْ تَوْبَةٍ؟ قَالَ: أُمُّكَ حَيَّةٌ؟ قَالَ: لاَ. قَالَ: تُبْ إِلَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، وَتَقَرَّبْ إِلَيْهِ مَا اسْتَطَعْتَ. فَذَهَبْتُ، فَسَأَلْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ: لِمَ سَأَلْتَهُ عَنْ حَيَاةِ أُمِّهِ؟ فَقَالَ: “إِنِّى لاَ أَعْلَمُ عَمَلاً أَقْرَبُ إِلَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ مِنْ بِرِّ الْوَالِدَةِ
”Saya meminang seorang wanita, tetapi perempuan itu menolak pinanganku. Setelah kedatanganku, seorang pria datang meminangnya dan wanita tersebut menerimanya. Saya pun cemburu, kemudian saya membunuh wanita itu. Apakah masih ada taubat untukku?”
Ibnu Abbas lalu bertanya, ”Apakah ibumu masih hidup?”
Dia menjawab, “Tidak.”
Ibnu Abbas lalu berkata, “Bertaubatlah kepada Allah dan dekatkan dirimu kepada-Nya sesuai kemampuan.”
Atha’ ibnu Yasar lalu bertanya pada Ibnu Abbas, “Mengapa engkau bertanya mengenai ibunya?”
Beliau menjawab, “Saya tidak tahu amalan (apalagi) yang paling mampu mendekatkan (diri seorang) kepada Allah ta’ala selain dari berbakti kepada ibu.” [Shahih. HR. Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad. Lihat Ash Shahihah (2799)]. (put/thayyibah)