thayyibah.com :: Keloid adalah pertumbuhan jaringan ikat atau parut setelah luka sembuh. Keloid biasanya muncul bila luka yang terjadi, karena berbagai sebab, adalah luka yang dalam.
Ada orang yang punya bakat atau bawaan mudah terkena keloid, hingga bekas luka apa pun, tak mesti luka yang dalam, amat mudah jadi keloid. Bahkan bekas jerawat pun bisa menjadi keloid yang amat mengganggu. Untuk mereka yang bakat keloid – diturunkan dari ayah atau ibu – harus berhati-hati pada setiap luka yang ada di tubuhnya. Misalnya, tidak memegang-megang luka. Sebab, tindakan tersebut dapat menimbulkan infeksi yang akhirnya menimbulkan luka yang lebih lebar. Akibatnya, akan timbul keloid yang lebih besar dan lebih tebal. Bila lukanya besar, maka harus dijahit, bukan sekadar diplester. Dan jangan lupa, sampaikan kepada dokter tentang bakat keloid itu sehingga dokter akan memberikan obat pencegah keloid.
Bagian tubuh yang biasanya mudah terkena keloid antara lain dada bagian atas, lengan bagian atas (biasanya bekas suntikan cacar dan sebagainya), juga bagian perut (misalnya setelah operasi caesar). Sedangkan pada orang yang punya bakat keloid, tidak hanya di area tersebut mereka rentan keloid. Bagian tubuh lainnya, seperti wajah, tangan, kaki dan sebagainya, pun mudah terkena keloid.
Keloid tidak berbahaya. Namun ketika luka dalam proses penyembuhan dan mungkin sedang terbentuk keloid, bagian tersebut akan terasa gatal dan sakit. Bahkan bisa bengkak dan mungkin bernanah. Setelah jadi keloid, gatal dan rasa sakit tak lagi muncul. Hanya, mungkin agak mati rasa pada bagian itu.
Pembentukan keloid sebenarnya bisa dicegah, paling tidak agar tumbuhnya tidak terlalu besar. Pencegahan pertumbuhan keloid dilakukan pada luka yang baru sembuh dengan mengoleskan krim atau gel pencegah keloid. Cara lainnya, dengan menempelkan sejenis plester pada bekas luka baru untuk mencegah timbulnya keloid.
Bagaimana dengan keloid yang sudah terbentuk dan mengeras? Ada berbagai cara untuk mengatasinya, antara lain dengan melakukan bedah beku (cryosurgery), suntikan dan laser. Tujuannya, hanya untuk mengempiskan keloid. Sebab, berbagai tindakan pengobatan di atas tidak satu pun yang benar-benar bisa menghilangkan keloid secara sempurna sehingga permukaan kulit bersih seperti sedia kala.
Namun, dari ketiga bentuk pengobatan tersebut, suntikan kortikosteroid boleh dibilang lebih efektif untuk mengempiskan keloid yang sudah keras dan lama. Yaitu dengan menyuntikkan obat tepat di kulitnya. Perlu diperhatikan, jangan sampai suntikan masuk ke jaringan di bawah lapisan kulit atau terlalu dalam, sebab justru akan membuat bagian itu menjadi cekung dan tidak bisa diperbaiki lagi. Oleh karena itulah, orang yang tepat untuk melakukan suntikan ini haruslah seorang dokter spesialis kulit dan kelamin, tidak boleh sembarang orang.
Suntikan dilakukan seminggu sekali sampai keloid benar-benar kempis dan mati. Lamanya tergantung masing-masing orang dan kondisi keloidnya. Kalau keloidnya belum sampai mati, tapi penderita sudah menghentikan suntikan, tentu bisa kambuh lagi. Karena itu, pengobatan harus dilakukan dengan tuntas.
Patut diingat, meskipun suntikan kortikosteroid dapat mengempiskan keloid, tetap akan meninggalkan bekas. Warna area tersebut tidak bisa sama lagi dengan kulit normal karena jaringan ikatnya sudah rusak.