Breaking News
Ilustrasi - Istiqomah

Tips Istiqomah di Zaman Penuh Fitnah

Ilustrasi - Istiqomah
Ilustrasi – Istiqomah

thayyibah.com :: Setiap amalan yang telah kita lakukan membutuhkan keihklasan. Dan setiap amalan yang kita dapat iklash terhadapnya masih membutuhkan keistiqomahan kita. Bukan hanya sholat, puasa, zakat dan taubat yang harus kita pertahankan agar kita istiqomah. Tapi semua amalan dalam din ini membutuhkan istiqomahan hingga kita bertemu dengan Alloh subhanahu wa ta’ala.

Pengertian dan Hukum Istiqomah.

Berkata Imam Ibnu Rojab rohimahulloh dalam kitab beliau Jamiul ‘Ulum wal Hikam.

Istiqomah adalah berjalan diatas rel yang lurus shirotol mustaqim, Yaitu berjalan di dalam agama Alloh   yang mulia tanpa menoleh atau miring kekanan dan ke kiri. Dan hal tersebut mencakup segala bentuk amal ketaatan yang bersifat lahir maupun batin. Begitu juga menjauhi segala macam yang dilarang oleh Alloh.”

Istiqomah merupakan satu hal yang hukumnya wajib di dalam islam. Diantara dalil yang mewajibkannya adalah firman Alloh:

 فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَمَنْ تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْا ۚ إِنَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ

“Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. Hud [11]: 112)

Ibnu Katsir  berkata menafsirkan ayat ini ”Alloh subhanahu wa ta’ala memerintahkan rosul-Nya begitu juga hamba-hamba-Nya yang beriman untuk teguh dan kontinyu dalam keistiqomahan. Hal tersebut merupakan jalan terbesar meraih pertolongan atas musuh dan segala hal yang bertentangan. Begitu juga sebagai sarana mencegah kelaliman dan kesewenang-wenangan..”

Tips-Tips Meraih keistiqomahan

Karena istiqomah merupakan perintah wajib kepada setiap muslim agar senantiasa dalam keselamatan. Lantas bagaimana cara kita agar tetap istiqomah di zaman penuh fitnah ini? Berikut ini beberapa tips yang bisa membantu kita agar tetap istiqomah di jalan Alloh ta’ala.

1.  Memperkuat keilmuan dan Keikhlasan.

Ilmu adalah jalan utama mengenal Alloh dan syariat-Nya. Dengan ilmu keimanan seorang hamba akan kuat dan kokoh. Orang yang berilmu terhadap janji-janji Alloh akan mendorong dia istiqomah di jalan-Nya. Dia sadar bahwa kesusahan apa saja kelak akan mendapatkan gantinya yang lebih baik. Bahkan ketika keilmuan yang kuat tersebut dibingkai dengan keikhlasan maka hal itu saja yang merintang.

Dengan keilmuan dan keikhlasan seorang hamba akan mudah istiqomah di jalan Alloh subhanahu wa ta’ala.

2.  Ittiba’ dan pertengahan dalam segala hal.

Ittiba’ atau mengikuti sunnah dan petunjuk Nabi sholallohu alaihi wasallam adalah jalan meretas keistiqomahan. Seringkali dalam menjalankan sunnah banyak cemohan dan godaan. Bahkan hawa nafsu kita pun senantiasa membisiki agar kita gugur dalam mendaki tangga-tangga menuju surga Alloh.  Akan tetapi ketika seorang berittiba’ dan bersikap pertengahan antara meremehkan dan berlebihan. Insya Alloh, meskipun dia mendapati banyak rintangan akhir episodenya adalah kebahagiaan. Bagaimana seseorang bisa istiqomah jika ia tidak berittiba’ pada Nabi sholallohu alaihi wasallam? Kalau kita lihat hampir semua orang yang tidak istiqomah disebabkan karena dia tidak ittiba’ dan tidak bersikap pertengahan dalam beragama.

3.  Memperbanyak doa kepada Alloh.

Doa adalah senjata setiap muslim. Doa juga merupakan sarana terbesar meraih keistiqomahan. Nabi  pun senantiasa berdoa agar diberikan keistiqomahan.

حَدَّثَنِي شَهْرُ بْنُ حَوْشَبٍ ، قَالَ : قُلْتُ لأُمِّ سَلَمَةَ : يَا أُمَّ الْمُؤْمِنِينَ مَا كَانَ أَكْثَرُ دُعَاءِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَانَ عِنْدَكِ ؟ قَالَتْ : كَانَ أَكْثَرُ دُعَائِهِ : يَا مُقَلِّبَ القُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ قَالَتْ : فَقُلْتُ : يَا رَسُولَ اللهِ مَا لأَكْثَرِ دُعَائِكَ يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ ؟ قَالَ : يَا أُمَّ سَلَمَةَ إِنَّهُ لَيْسَ آدَمِيٌّ إِلاَّ وَقَلْبُهُ بَيْنَ أُصْبُعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ اللهِ ، فَمَنْ شَاءَ أَقَامَ ، وَمَنْ شَاءَ أَزَاغَ. فَتَلاَ مُعَاذٌ {رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا}.

“Telah menceritakan kepadaku Syahr bin Hausyab ia berkata, aku bertanya kepada Ummu Salamah: Wahai Ummu Salamah, apakah doa yang sering dipanjatkan jika beliau ada di sisimu? Ummu Salamah menjawab: Yaa muqallibal quluub, tsabbit qolbii ‘ala diinika (Wahai Robb Maha Pembolak-balik, tetapkanlah hati ini di atas agamamu). Rasulullah berkata,”Wahai Ummu Salamah, sesungguhnya tidak ada seorang manusia pun melainkan hatinya berada diantara dua jari dari jari-jari Alloh, barangsiapa yang Alloh kehendaki maka Dia akan meluruskannya dan barangsiapa yang Alloh kehendaki maka Dia akan membelokkannya.” Kemudian perawi(Muadz) membaca ayat: Rabbana laa tuzigh quluubana ba’da idz hadaitana (Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami.” (QS.Ali Imron[3]:8)).” (HR.Tirmidzi)

Subanalloh… Nabi sholallohu alaihi wasallam yang senantiasa di jaga oleh Alloh   selalu berdoa dalam sujudnya untuk diberi keistiqomahan. Lantas bagaimana dengan kita yang seringkali terjatuh dalam kefuturan dan kemalasan? Maka sudah selayaknya bagi kita untuk memperbanyak di dalam sujud kita membaca doa sebagaimana yang diamalkan Rosululloh  sholallohu alaihi wasallam.

4.  Bersahabat dengan al-Quran dan orang Sholih.

Sudah seharusnya bagi seorang muslim yang ingin hatinya sekuat baja bahkan lebih kuat dari baja untuk bersahabat dengan al Qur’an. Al Qur’an merupakan peneguh hati dalam perjalanan, pengingat disaat kita lalai dan nasihat ketika kita terlenakan. Selain bersahabat dengan al Qur’an yang menjadi jalan seseorang istiqomah yaitu bersahabat dengan orang sholih.

Orang sholih ibarat penjual minyak wangi yang jika kita tidak membelinya maka kita mendapatkan bau wanginya. Berbeda dengan teman yang jelek. Dia adalah orang yang menyeret kita kepada api nereka. Bergaul dengannya hanya membuat iman kita tipis dan keistiqomahan kita habis. Oleh karena ini Alloh sholallohu alaihi wasallam berfirman:

 وَلَا تَرْكَنُوا إِلَى الَّذِينَ ظَلَمُوا فَتَمَسَّكُمُ النَّارُ وَمَا لَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ مِنْ أَوْلِيَاءَ ثُمَّ لَا تُنْصَرُونَ

“..dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim[740] yang menyebabkan kamu disentuh api neraka…” (QS.Hud [12]:113)

Imam al Qurthubi rohimahulloh menjalaskan tentang ayat ini, “Bahwasanya ayat tersebut menunjukkan atas sikap menjauhi pelaku kekufuran dan kemaksiatan dari kalangan ahlu bid’ah dan selainnya. Sesungguhnya bergaul dengan mereka bisa terindikasi dengan kekufuran atau kemaksiatan. Hal tersebut karena pergaulan tidaklah terjalin kecuali karena dasar kecintaan.”

Oleh karena itu dalam pergaulan janganlah kita cendurung dan suka  bergaul dengan orang-orang dzalim. Barangkali setiap kita hapal dengan hadits Nabi sholallohu alaihi wasallam. “Seseorang itu berada dalam agama atau kebiasaan temannya, maka hendaknya kalian melihat dengan siapa ia bergaul.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)

Jangan sampai keistiqomahan kita luntur gara salah pergaulan.

5.  Membaca Siroh para nabi dan orang Sholih.

Membaca siroh para nabi dan orang sholih dalam memegang aqidah merupakan sarana meraih keistiqomahan. Kita bisa mengambil pelajaran bagaimana kesabaran mereka dalam menghadapi musuh-musuh Alloh subhanahu wa ta’ala. Diantara mereka ada yang digergaji hingga kepala dan tubuhnya terbelah menjadi dua, ada yang di kubur dalam parit api dan ada juga yang di usir dari kampung halaman. Namun semua itu sama sekali tidak menggoyahkan keimanan mereka. Dahsyatnya fitnah dan ujian menjadikan mereka justru semakin sholid dan yakin dengan janji Alloh.

Seandainya seorang muslim merenungkan kisah-kisah mereka tentu akan menjadi cambuk bagi keistiqomahan dirinya. Kita harus sadar apa yang menimpa kita tidaklah seberapa jika dibanding dengan apa yang telah menimpa umat sebelum kita atau umat islam di daerah minoritas yang tertindas.

6.  Mengetahui besarnya pahala orang yang istiqomah di jalan Alloh.

Diantara tips agar kita bisa istiqomah adalah mengetahui pahala yang besar bagi orang yang istiqomah. Alloh subhanahu wa ta’ala berfirman di dalam Al Qur’an:

 إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ (30)  نَحْنُ أَوْلِيَاؤُكُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ ۖ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَشْتَهِي أَنْفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَدَّعُونَ (31)  نُزُلًا مِنْ غَفُورٍ رَحِيمٍ (32)

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan Kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, Maka Malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu. Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta.Sebagai ganjaran (bagimu) dari Tuhan yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Fushilat[41]:30-32)

Dari ayat dia atas Alloh memberikan pahala besar bagi orang yang istiqomah diantaranya:

  • Turunnya Malaikat kepada orang yang senantiasa istiqomah.
  • Diberikan ketenangan dan kebahagiaan bagi orang yang senantiasa beristiqomah.
  • Diberikan kabar gembira dengan surga Alloh.
  • Alloh   menjadi wali/pelindung bagi mereka di dunia dan akhirat.
  • Mendapatkan ampunan dari Alloh.

Meretas Jalan Istiqomah

Saudaraku yang dicintai Alloh subhanahu wa ta’ala

Kita harus sadar keimanan kita selalu naik dan turun.Kita bersyukur dan memuji Alloh jika iman kita sedang naik. Dan disaat iman kita turun segeralah untuk kembali mendongkraknya. Semoga tips-tips dia atas bisa menjadi sarana untuk membangkitkan kembali ruh keimanan kita di saat lemah.

Memang seolah bagai menggenggam bara api untuk bisa istiqomah di zaman penuh fitnah ini. Tapi yakinlah bahwa Alloh ta’ala tak pernah mengingkari janji-Nya. Surga dan bidadari, serta seluruh kenikmatan jannah telah disiapkan bagi orang yang istiqomah. Semoga kita dijadikan Alloh orang-orang yang senantiasa istiqomah di jalan-Nya. Amiin.

Oleh: Abu Azzam Hawari, Lc.

About A Halia