thayyibah.com :: “wah berat badanku bertambah terus, aku puasa daud aja deh”,“salah satu hikmah puasa bagi kesehatan adalah bisa sebagai program diet alami”.
Tidak jarang kita mendengar pernyataan ini, bagaimana pandangan Islam mengenai hal ini? Berikut pembahasannya
Tidak boleh beribadah hanya dengan niat dunia saja
Hal ini sangat tercela. Allah menerangkan dalam AL-Quran, orang seperti ini akan rugi dunia akhirat.. Allah Ta’ala berfirman,
مَن كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لاَ يُبْخَسُونَْأُوْلَـئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الآخِرَةِ إِلاَّ النَّارُ وَحَبِطَ مَا صَنَعُواْ فِيهَا وَبَاطِلٌ مَّا كَانُواْ يَعْمَلُونَ
“Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat kecuai neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan” [Hud : 15-16]
Dengan niat tidak baik seperti ini, mereka fokus kepada program dietnya bukan fokus kepada ibadah yang dijalani. Lebih parahnya lagi, mereka melakukannya setelah tahu ada keuntungan duia dibalik ibadah tersebut, sebelumnya ia tidak pernaha atau jarang puasa, kemudian mendengar manfaat puasa bagi kesehatan dan program diet, barulah ia rajin puasa. Maka seperti ini tercela,
Memang ia akan mendapatkan apa yang ia inginkan dari dunia karena Rasulullah shalallahu ‘alaii wa sallam bersabda,
وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى، فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إلَى مَا هَاجَرَ إلَيْهِ
“Dan setiap orang hanya akan mendapatkan apa yang dia niatkan, maka barangsiapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya dan barangsiapa yang hijrahnya karena dunia yang hendak dia raih atau karena wanita yang hendak dia nikahi maka hijrahnya kepada apa yang dia hijrah kepadanya”. [HR. Bukhari dan Muslim]
Akan tetapi bahayanya adalah ia tidak mendapat pahala untuk akhiratnya. Bahkan ia bisa terjerumus dalam kesyirikan yang membatalkan keislaman dan keimanannya jika terus menerus seperti ini dengan tujuan utama dunia. Karena ia telah menyekutukan Allah dalam niat dan tujuan ibadahnya.
Beribadah itu karena patuh terhadap perintah Allah
Itulah yang tergambar dari kehidupan para Sahabat generasi terbaik dengan didikan langsung dari Rasulullah shalallahu ‘alaii wa sallam. Mereka beribadah karena taat dan patuh, tidak bertanya-tanya hikmahnya apa? Karena mereka yakin pasti membawa kabaikan dunia dan akhrat.
Allah menggambarkan keadaan mereka,
إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَن يَقُولُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَأُوْلَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan. “Kami mendengar, dan kami patuh”. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (An-Nur: 51)
Salah satu contohnya adalah kisah ketika turun ayat pengharaman khamr dan perintah meninggalkannya. Tatkala mereka para sahabat sedang asyik minum khamr di mana ada di antara mereka yang sudah kecanduan dan saat ada yang sudah mulai mabuk. Kemudian ada yang membawa kabar bahwa khamr sudah diharamkan. Mereka pun langsung menghentikannya. Bahkan, wadah khamr yang sudah menempel di mulut seperti wadah bekam langsung mereka tumpahkan. Mereka berkata,
انتهينا ربّنا! انتهينا ربَّنا!
“Kami berhenti wahai Rabb kami, kami berhenti wahai Rabb kami”
[lihat Tafsir At-Thabari 10/527, Mu’assasah Risalah, Asy-Syamilah]
Kemudian diriwayatkan juga bahwa gentong-gentong khamr yang masih tersisa di rumah para sahabat pun ditumpahkan, hingga jalan-jalan kota Madinah becek dengan khamr [Lihat HR. Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu]
Boleh menggabungkan niat jika ada keuntungan dunia yang disebut oleh syariat
Kita boleh mengabungkan kedua niat tersebut yaitu beribadah dan mendapat keuntungan dunia, asalkan ibadah sebagai tujuan utama dan dunia sekedar sampingan dan buah hasilnya. Lebih-lebih syariat menyebutkan adanya keuntungan dunia dalam ibadah tersebut. Contohnya perintah melakukan silaturahmi dengan keuntungan dunia memperlancar rezeki dan memperpanjang umur [HR. Bukhari].
Begitu juga dengan keuntungan seperti fakta-fakta di atas. Maka hanya sekedar penambah keimanan, akan tetapi tetap saja motivasi ibadah adalah karena melaksanakan perintah Allah dan rasul-Nya.
Jika kita Ikhlaslah, maka dunia akan mendatangi kita
Sebenarnya jika kita ikhlas puasa hanya mengharap wajah Allah, maka walaupun kita tidak tahu fakta-fakta tentang khasiat pauasa bagi kesehatan,tetap saja kita akan mendapatkan keuntungan dunia berupa kesehatan dan kesembuhan dari penyakit. Apalagi kita yakin bahwa apa yang Allah perintahkan pasti membawa kebaikan bagi jiwa dan raga kita di dunia dan di akhirat. Jika tidak perlu terlalu pusing-pusing dan memberatkan diri mencari hikmah ibadah dan manfaatnya, Ikhlas saja beribadah, maka dunia akan menghampiri kita.Hal ini juga kita terapkan dalam berbagai ibadah-ibadah yang lain dan keuntungan-keuntungan dunia yang lainnya bersama ibadah tersebut.
Oleh: dr. Raehanul Bahraen