Breaking News

Perjalanan Hidayah Penuntut Ilmu dari Jepang

 

Perjalanan Hidayah Seseorang (Ilustrasi)
Perjalanan Hidayah Seseorang (Ilustrasi)

Oleh: Ust Firanda
thayyibah.com :: Hidayah adalah nikmat yang sangat besar dari Allah. Bahkan hal ini disyukuri oleh para penghuni Surga sebagaimana firman Allah tentang ucapan penghuni Surga:

{وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ لَقَدْ جَاءَتْ رُسُلُ رَبِّنَا بِالْحَقِّ}

“Segala puji bagi Allah yang telah memberi hidayah kami ke (Surga) ini, dan kami tidak akan mendapat hidayah (ke Surga) kalau sekiranya Allah tidak menunjukkan kami” (QS al-A’raaf: 43).

Harus disadari bahwa hidayah adalah murni datang dari Allah, bukan karena kecerdasan manusia, meskipun secerdas apapun, dan meskipun mendengarkan seribu ceramah sekalipun tapi belum tentu memperoleh hidayah kalau bukan karena dari Allah. Misalnya orang-orang Jepang yang sangat pintar hingga mampu menciptakan robot. Namun meskipun mereka pintar, ternyata mereka menyembah matahari.

Begitu pula orang-orang munafik, yang bahkan mereka turut serta mendengarkan begitu banyak ceramah Rasulullah, dan ikut sholat bersama Rasulullah. Begitu juga dengan paman Nabi, Abu Thalib, yang sangat mendukung beliau, memahami bahwa Islam adalah agama yang benar namun hingga akhir hidupnya tidak mau beriman karena memikirkan bagaimana celaan orang (orang-orang kafir Quraisy) terhadapnya kalau dia memeluk agaman Islam.

Kalau pula hidayah itu hanya karena sekedar faktor kedekatan, maka tentunya ayahnya Nabi Ibrahim memperoleh hidayah, dan begitu pula anak dan istri Nabi Nuh. Namun nyatanya tidak. Oleh karena itu, penting untuk disadari bahwa hidayah hanya datang dari Allah.

Alhamdulillah saat ini telah hadir bersama kita, Syeikh Micky Sakata, Lc. Beliau baru saja lulus dari Universitas Islam Madinah. Ayah beliau adalah orang Jepang, dan Ibu beliau orang Amerika. Beliau akan menceritakan bagaimana perjalanan beliau dalam mendapatkan hidayah, dari yang sebelumnya seorang atheis menjadi seorang muslim.

Oleh: Micky Sakata, Lc
Pertama yang ingin saya sampaikan adalah saya bukan Syeikh, hanya seorang pelajar/penuntut ilmu. Nama saya Micki Sakata. Alhamdulillah saya sangat bersyukur memperoleh kesempatan untuk hadir di sini dan bertemu dengan banyak saudara-saudara muslim di sini yang masyaa Allah banyak yang telah menutup aurat.

Saya lahir di Amerika, Ayah saya orang Jepang, sedangkan ibu saya orang Amerika. Masa kecil saya tidak mengenal agama sama sekali. Dan selama hidup di Jepang saya sulit untuk mengenal Islam.

Ketika umur 15 tahun saya pindah ke Amerika untuk melanjutkan sekolah ke Junior High School (setara SMP). Saat itulah terjadi tragedi WTC 11 September 2001. Tragedi tersebut membuat Islam menjadi sangat dikenal, karena Islam banyak digembar-gemborkan di media-media barat. Namun pemberitaan-pemberitaan itu lebih mengaitkan Islam dengan hal-hal yang buruk dan salah satunya adalah terorisme.

Hal ini membuat saya sangat penasaran dan tertarik dengan Islam. Saya kemudian mempelajari tentang Islam melalui internet dan menemukan bahwa Islam tidak bertanggung jawab atas tragedi tersebut. Saya menemukan bahwa Islam sangat berbeda dengan apa yang diberitakan di media-media barat.

Saya kemudian membeli Al Qur’an (terjemahannya) dan terkejut karena di dalamnya saya menemukan kisah-kisah mengenai Nabi-Nabi yang juga di sebutkan dalam agama Kristen dan Yahudi. Saya juga menemukan bahwa Islam ternyata sangat penuh dengan kedamaian, tidak mengajarkan tentang terorisme.

Saya menemukan bahwa Islam adalah agama yang sangat lengkap. Segala hal diatur dalam Islam. Hal ini berbeda dengan agama-agama lain yang saya pelajari. Islam sangat berbeda dengan agama lain karena sangat lengkap dan mencakup berbagai aspek.

Islam memadukan antara keimanan dan amal. Ketika seseorang mengaku beriman, konsekuensinya adalah dia harus beramal. Dalam Islam, ketika seseorang mengucapkan syahadat, berarti dia telah meyakininya (beriman). Dan ketika dia meyakininya, maka dia harus mengamalkannya. Hal ini sangat menarik dan tidak ada dalam agama-agama lain.

Saya besar di lingkungan Budha dan Shintoisme, namun keduanya lebih bersifat tradisi dan bukan agama. Begitu pula di lingkungan Kristen, meskipun mereka setiap minggu ke gereja, tapi menurut saya hal ini sangat aneh. Bagi orang Kristen, yang penting hanya sebatas beribadah, hanya mementingkan bahwa mereka memiliki iman tapi tidak perlu beramal. Hal ini tentunya berbeda dengan Islam yang tidak hanya beriman tapi juga harus beramal.

Setelah saya masuk Islam di Amerika, saya ingin mengetahui lebih banyak lagi tentang Islam dan ingin dapat memahami isi Al Qur’an secara langsung tanpa bantuan terjemahan. Apalagi dalam Islam seorang muslim diperintahkan untuk menuntut ilmu, dan memiliki ilmu.

Kemudian ketika saya kembali ke Jepang, saya kuliah di Tokyo. Salah satu dosen saya berasal dari Indonesia. Beliau menyarankan saya untuk belajar di Universitas Islam Madinah. Beliau juga banyak membantu saya, termasuk dalam pernikahan saya (Micky Sakata menikah dengan wanita Indonesia dan memiliki 4 orang anak, antara lain Raihan dan Naomi).

Dari yang saya pelajari, terdapat beberapa dalil yang manafikkan & menentang bahwa Islam adalah agama yang mengajarkan tentang terorisme, antara lain:

Bahwa Allah menciptakan manusia berbeda-beda tapi yang terbaik adalah yang paling bertaqwa;

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki –laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal” (QS. Al Hujuurat: 13)

Bahwa Allah memerintahkan manusia untuk saling mencintai;

  • Tidak sempurna iman seseorang diantaramu hingga mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri (HR Bukhari dan Muslim)
  • Kalian tidak akan masuk surga sampai kalian beriman, dan kalian tidak akan beriman sampai kalian saling mencintai (HR Muslim)

Dalil-dalil tersebut sangat berbekas di dalam hati saya dan membuat saya semakin menyakini bahwa Islam bukanlah agama yang seperti dituduhkan di media-media barat. (put/thayyibah)

Sumber:

Micky Sakata, Lc (Mahasiswa Universitas Islam Madinah) yang didampingi oleh Ust. Firanda Andirja MA (Mahasiswa Program Doctoral Islamic University of Madinah KSA)

About Lurita

Online Drugstore,cialis next day shipping,Free shipping,order cialis black,Discount 10%, dutas buy online