thayyibah.com :: Olahraga merupakan satu kebiasaan yang sangat familiar dalam kehidupan kita. Hampir setiap orang memiliki olah raga yang favorit dalam kehidupannya. Memang tidak dipungkiri bahwa olah raga sangat bermanfaat dalam membantu kesehatan tubuh manusia. Islam pun menganjurkan umatnya untuk menjaga kesehatan yang dikaruniakan Alloh subhanahu wa ta’ala kepada hamba-Nya. Salah satunya dengan olahraga selama dalam berolahraga tidak melanggar syariat-Nya.
Namun, realitanya hari ini olah raga telah banyak melenakan manusia. Olah-raga seringkali menyeret manusia ke dalam lembah kemaksiatan dan dosa. Tidak jarang karena olah raga seseorang rela meninggalkan sholat, membuka aurat, berjudi, tawuran dan berbangga-bangga dengan kemenangan yang sebenarnya semu belaka.
Agar olahraga Anda penuh dengan makna, berikut ini beberapa poin yang bisa dijadikan inspirasi agar berolahraga sehat sesuai dengan syariat.
- Mulailah dari niat yang baik.
Biasakanlah memulai segala sesuatu dengan niat yang baik. Niatlah yang akan membedakan antara rutinitas dan ibadah. Rutinitas yang diniatkan untuk beribadah, akan menjadi ladang pahala bagi pelakunya. Sebaliknya, ibadah yang hanya sekedar rutinitas akan menjadi penyesalan bagi pelakunya.
Oleh karena itu, sebelum berolah raga niatkanlah untuk menjaga kesehatan dan kekuatan atau amal sholih lainnya. Semoga dengan dengan niat yang baik akan menambah keberkahan dalam oralahraga kita. Betapa banyak orang berolah-raga hanya sekedar menjalankan rutinitas, hobi, atau ingin diet semata. Tentu semua akan mendapatkan sesuai dengan yang diniatkannya.
- Jangan lupa dengan sholat
Saking asyiknya berolahraga banyak orang yang lupa dengan ibadah sholat. Padahal sholat adalah kewajiban yang harus ditunaikan seorang muslim dimanapun dan kapan pun ia berada. Tidak diterima alasan repot untuk boleh meninggalkan ibadah sholat.
Dalam realitanya, kita sering mendapati para olahragawan yang menyepelekan ibadah sholat. Terutama saat sholat Asar dan Maghrib. Sekitar setengah jam sebelum Asar mereka sudah berkumpul di lapangan. Ketika sholat Ashar tiba, mereka mulai pemanasan. Setelah pemanasan biasanya langsung berolahraga hingga menjelang Maghrib tiba. Bahkan ketika azan Maghrib berkumandang seringkali mereka masih asyik berolahraga.
Sungguh celaka mereka yang berolahraga namun meninggalkan ibadah sholat. Bukankah Alloh subhanahu wa ta’ala berfirman?
فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ (4) الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ (5)
“Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat. Yaitu orang-orang yang lalai dari shalatnya.” (QS. Al Ma’un [107]: 4-5]
- Perhatikanlah batasan Aurat.
Banyak kita dapati para olahragawan mereka tidak memperhatikan batasan aurat yang harus ditutup. Mereka memakai seragam olah raga yang membuka aurat baik untuk laki-laki maupun wanita. Sudah menjadi tradisi umum jika seragam lari dan sepak bola adalah celana pendek di atas lutut. Padahal antara lutut dan pusar adalah aurat laki-laki yang harus ditutup. Belum lagi jika kita bicara tentang olahraga renang dan binaraga. Sudah menjadi rahasia umum bahwa seragam yang dipakai memang sangat tipis bahkan -mohon maaf- hanya pakaian dalam saja. Allohu al-Musta’an.
- Cermat dalam memilih jenis olah raga.
Setiap olahraga memiliki ruh dan karakteristik tersendiri. Oleh karena itu tidak setiap olah raga cocok dan pantas dilakukan seseorang. Terkadang jenis kelamin juga menentukan macam olahraga yang cocok untuk orang tersebut. Sebagai contoh olahraga boxing, angkat besi, binaraga, sepak bola, balap lari dan yang sejenisnya merupakan olahraga yang tidak cocok untuk wanita kerena tabiatnya yang lemah.
Sayangnya isu santer persamaan gender berhasil menjebak banyak wanita masuk ke gelanggang olah raga. Dengan dalih emansipasi banyak wanita yang berkarier dalam dunia olahraga yang melanggar fitroh penciptaannya. Mudah-mudahan Alloh menyelamatkan kaum muslimah dari jebakan ini.
- Pilih olah raga yang mendukung dalam rangka I’dad dan jihad
Ada beberapa olah raga yang dianjurkan di dalam Islam karena sangat berkaitan dengan pembelaan agama. Di antara olah raga tersebut adalah melempar, menunggang kuda dan berenang. Berkaitan dengan melempar Nabi sholallohu alaihi wasallam bersabda:
“Dan persiapkanlah untuk menghadapi musuh-musuh Alloh dengan segala kekuatan. Sesungguhnya kekuatan itu terdapat dalam melempar. Sesungguhnya kekuatan itu terdapat dalam melempar. Sesungguhnya kekuatan itu terdapat dalam melempar. ” (HR. Muslim)
Bahkan nabi sholallohu alaihi wasallam bersabda:
“Siapa yang mengetahui (menguasai) cara memanah lalu meninggalkannya, maka ia bukan bagian dari kami atau ia telah berbuat maksiat.” (HR. Muslim)
Imam Nawawi dalam men-Syarh hadits ini berkata: “Ini merupakan larangan keras melupakan memanah sesudah menguasainya, dan ia sangat dibenci bagi siapa yang meninggalkannya tanpa udzur.” (Syarh Nawawi ‘Ala Muslim, no. 3543)
Rosululloh sholallohu alaihi wasallam juga bersabda:
“Segala perkara yang tidak terdapat zikir kepada Alloh Azza wa Jalla maka hal tersebut sia-sia atau melenakan kecuali empat hal; berjalannya seseorang di antara dua tanda (dalam rangka mengetahui kecepatan berjalan), seorang yang melatih kudanya, seseorang yang bersenda gurau dengan keluarganya serta belajar berenang.” (HR. Thobroni)
Olah raga seperti inilah yang seharusnya dipilih umat Islam terutama para pemuda. Adapun olahraga yang tidak ada unsur zikir kepada Alloh subhanahu wa ta’ala maka hal tersebut dilarang sebagaimana pendapat ibnu Taimiyyah rohimahulloh.
“Apa saja yang dilakukan oleh penganggguran untuk menghibur diri mereka dari segala hal melalaikan dan permainan yang tidak digunakan untuk membantu melaksanakan kewajiban-kewajiban agama, maka seluruh hal tersebut adalah haram.”
Jenis olah raga lainnya yang mendukung jihad adalah beladiri. Beladiri akan menjadikan seseorang lebih tangguh dan percaya diri. Hanya saja banyak sekali jenis beladiri yang tercampur dengan ritual sihir dan mistis. Oleh karena itu berhati-hatilah memilih jenis beladiri!
- Perhatikan Ukhuwah Islamiah
Seringkali gara-gara olahraga terjadi percekcokan, perselisihan bahkan tawuran. Olahraga yang seharusnya menjadi sarana kebugaran atau persaudaraan berubah menjadi ajang persengketaan. Faktanya banyak orang Islam yang sedih, geram, dan marah ketika klub olahraganya kalah atau dilecehkan. Namun sebaliknya, mereka yang marah saat membela club favoritnya hampir-hampir tidak pernah bereaksi saat Islam dan kaum muslimin dilecehkan. Coba sejenak renungkanlah! Pantaskah umat Islam tawuran hanya gara-gara klub favoritnya kalah dalam pertandingan olah raga?
Olah Raga yang Menyakitkan Jiwa
Banyak olah raga yang justru menyakitkan jiwa bagi pelakunya. Setiap kali dia berolah raga justru semakin jauh dari Alloh subhanahu wa ta’ala. Dia berolah raga akan tetapi lupa dengan hak-hak Sang Pencipta. Sholat ia tinggalkan, aurat ia pamerkan, ikhtilath ia kerjakan bahkan musik ia dengarkan dan lantunkan setiap saat. Bagaimana mungkin jiwanya akan sehat jika setiap olahraga selalu bermaksiat? Bagaimana mungkin jiwa akan kuat jika setiap kali olahraga selalu melanggar syariat Alloh? Apa artinya badan yang sehat namun jiwanya rapuh dan jauh dari Alloh subhanahu wa ta’ala.
Pembaca yang dirahmati Alloh subhanahu wa ta’ala… Jangan sampai olahraga kita hanya sekedar rutinitas yang justru menyakitkan jiwa kita. Jika selama ini masih banyak kesalahan dalam rutinitas olahraga kita, maka jangan bimbang untuk merubahnya. Segera benahi sebelum datang penyesalan di kemudian hari! Wallohu ta’ala a’lam.
Oleh: Abu Azzam Hawari, Lc, M.E.I.