thayyibah.com :: Siapa dari kita yang masih mengingat kisah Nabi Ibrahim dengan istrinya? Nabi Ibrahim memiliki seorang istri bernama Sarah. Sarah adalah wanita cantik yang mampu memikat hati lelaki jika memandangnya. Salah satunya adalah pemimpin Mesir saat itu. Pemimpin itu tertarik kepada Sarah. Namun Sarah adalah wanita yang bertaqwa dan menjaga kehormatannya. Dia menolak keras pemimpin tersebut saat ingin mendekatinya. Hingga pemimpin itu menghadiahkan seorang budak kepada Sarah yang bernama Hajar.
Kehidupan Nabi Ibrahim dan Sarah telah berlangsung lama. Sarah belum memberikan keturunan kepada Nabi Ibrahim karena ia adalah wanita yang mandul. Saat itu usia Nabi Ibrahim tidak lagi muda. Maka Sarah merelakan Nabi Ibrahim menggauli budak mereka yang bernama Hajar dan berharap Nabi Ibrahim mendapat keturunan darinya. Kemudian lahirlah Ismail. Nabi Ibrahim sangat senang dan gembira atas karunia Allah ta’ala tersebut. Sebagai seorang wanita normal, timbul di hati Sarah rasa cemburu kepada Hajar, dan dia meminta agar Hajar tidak tinggal bersama. Sekaligus menjadi alasan pertama Hajar dan Ismail melakukan perjalanan ke Mekkah bersama Ibrahim. Singkat cerita Nabi Ibrahim diperintahkan untuk meninggalkan Hajar dan Ismail putra kesayangannya di Mekkah tanah yang tandus dan kering. Sedihlah hati Nabi Ibrahim.
Ketika Allah ta’ala ingin mengutus Nabi Lut kepada kaumnya untuk memberi pelajaran atas perbuatan mereka, maka dikirimlah dua orang malaikat kepada Nabi Ibrahim. Nabi Lut adalah murid Nabi Ibrahim. Malaikat tersebut datang dalam wujud manusia. Mereka masuk dengan mengucapkan salam dan Nabi Ibrahim membalas salamnya. Lalu, Nabi Ibrahim menghidangkan makanan berupa daging.
فَقَرَّبَهُ إِلَيْهِمْ قَالَ أَلا تَأْكُلُونَ
“Lalu dihidangkannya kepada mereka. Ibrahim lalu berkata: “Silahkan anda makan.” Adz-dzariyat: 27
Nabi Ibrahim heran, mereka tidak menjamah makanan yang telah dihidangkan,
فَلَمَّا رَأَى أَيْدِيَهُمْ لا تَصِلُ إِلَيْهِ نَكِرَهُمْ وَأَوْجَسَ مِنْهُمْ خِيفَةً قَالُوا لا تَخَفْ إِنَّا أُرْسِلْنَا إِلَى قَوْمِ لُوطٍ
“Maka tatkala dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, Ibrahim memandang aneh perbuatan mereka, dan merasa takut kepada mereka. Malaikat itu berkata: “Jangan kamu takut, Sesungguhnya Kami adalah (malaikat-ma]aikat) yang diutus kepada kaum Luth.” Hud: 70
Kedatangan malaikat tersebut juga untuk menyampaikan kabar gembira bahwa Sarah akan melahirkan Ishak dan dari Ishak akan lahir Ya’kub. Sarah yang mendengar pembicaraan tersebut kaget dan tidak percaya. Karena ia seorang yang mandul dan sudah tua renta.
الَتْ يَا وَيْلَتَا أَأَلِدُ وَأَنَا عَجُوزٌ وَهَذَا بَعْلِي شَيْخًا إِنَّ هَذَا لَشَيْءٌ عَجِيبٌ قَالُوا أَتَعْجَبِينَ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ رَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ عَلَيْكُمْ أَهْلَ الْبَيْتِ إِنَّهُ حَمِيدٌ مَجِيدٌقَ
“Isterinya berkata: “Sungguh mengherankan, apakah aku akan melahirkan anak, padahal aku adalah seorang perempuan tua, dan ini suamikupun dalam keadaan yang sudah tua pula? Sesungguhnya ini benar-benar suatu yang sangat aneh.”
“Para Malaikat itu berkata: “Apakah kamu merasa heran tentang ketetapan Allah? (Itu adalah) rahmat Allah dan keberkatan-Nya, dicurahkan atas kamu, hai ahlulbait! Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah.“ Hud: 72-73
Nabi Ibrahim bersyukur atas kesempurnaan nikmat yang diberikan Allah kepadanya,
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي وَهَبَ لِي عَلَى الْكِبَرِ إِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ إِنَّ رَبِّي لَسَمِيعُ الدُّعَاءِ
“Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kepadaku di hari tua (ku) Ismail dan Ishaq. Sesungguhnya Tuhanku, benar-benar Maha mendengar (memperkenankan) doa.” Ibrahim: 39
Subhanallah. Pelajaran bagi anda yang masih belum dikaruniai keturunan. Vonis mandul yang telah ditetapkan kepada anda dan pasangan bukanlah akhir dari segalanya. Bukan pula menjadikan anda putus asa dari rahmat dan kasing sayang Allah ta’ala. Sebagai seorang muslim kita meyakini segala nikmat hanya datang dari Allah ta’ala, dan segala mudhorot tidak lain adalah akibat ulah tangan kita sendiri. Lihatlah dan pelajarilah bagaimana kisah Nabi Ibrahim di atas. Sarah seorang wanita mandul dan tua renta. Nabi Ibrahim usianya tidak lagi muda. Jika memakai perhitungan ilmu kedokteran konvensional saat ini, peluang memiki keturunan akan sangat kecil. Namun disisi Allah tidak ada yang tidak mungkin. Yang perlu anda yakini adalah perhitungan Allah ta’ala tidak akan pernah sama dengan perhitungan manusia. Tidak ada yang dapat menghalangi anda untuk memiliki keturunan ketika Allah telah berkehendak demikian. Yang anda perlukan adalah keyakinan bahwa Allah adalah Dzat yang Maha Terpuji dan Maha Pemurah. Dan jangan pernah berputus asa dalam berdoa karena Nabi Ibrahim katakan saat bersyukur kepada Allah ta’ala, “Sesungguhnya Tuhanku, benar-benar Maha Mendengar doa.” Berarti Nabi Ibrahim terus menerus berdoa kepada Allah ta’ala. Dan ia yakin doanya didengar oleh Allah ta’ala. Bersemangatlah, berdoa dan usaha! Semoga manfaat.
Di rangkum dari Kitab tafsir lathifil manan fii khulashoti tafsiiril qur’an dalam bab qishatul ibrahim khalilil rahman hal 204-209.
Oleh: Abdiyat Sakrie