Breaking News

Sabar Hingga ke Surga

jalan lurus

thayyibah.com :: “Sabar, ya…” kata itu memang sudah tidak asing lagi di telinga kita masyarakat Indonesia. Sebuah kata yang selalu kita dengar jika ada seseorang yang terkena musibah, entah itu karena meninggalnya kerabat terdekat seseorang, ketika seseorang sedang sakit, terkena bencana alam ataupun musibah yang lainnya. “sabar ya !!!” nah kata itulah yang biasa meluncur dari lidah seorang yang peduli kepada rekannya yang terkena musibah. Namun tahukah anda rahasia besar di balik kata sabar ini?

Makna Sabar

Sabar merupakan kata serapan dari bahasa arab yang secara bahasa berarti mengekang atau membelenggu. Dan lawan katanya adalah gelisah atau jaza’.[1]Sebagaimana Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan hafizhahullah menjelaskan, “Sabar secara bahasa artinya adalah menahan diri. Allah ta’ala berfirman kepada nabi-Nya (yang artinya), ‘Sabarkanlah dirimu bersama orang-orang yang berdoa kepada Rabb mereka’. Maksudnya adalah tahanlah dirimu untuk tetap bersama mereka.”

Sedangkan menurut istilah syari’at, banyak para ulama yang telah mendefinisikannya, seperti Ibrahim al-Khawwash raḥimahullāh (may Allāh have mercy upon him) berkata, Hakekat kesabaran itu adalah teguh di atas al-Kitab dan as-Sunnah.(al-Minhaj Syarh Shahih Muslim [3/7]). Sedangkan Ibnu ‘Atha’ raḥimahullāh (may Allāh have mercy upon him) berkata,Sabar adalah menyikapi musibah dengan adab/cara yang baik. (al-Minhaj Syarh Shahih Muslim[3/7]). Abu Ali ad-Daqqaq raḥimahullāh (may Allāh have mercy upon him) berkata, Hakekat dari sabar yaitu tidak memprotes sesuatu yang sudah ditetapkan dalam takdir. Adapun menampakkan musibah yang menimpa selama bukan untuk berkeluh-kesah -kepada makhluk- maka hal itu tidak meniadakan kesabaran. (al-Minhaj Syarh Shahih Muslim [3/7]). Dan Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan hafizhahullah menerangkan tentang makna sabar, “Adapun di dalam istilah syari’at, sabar adalah: menahan diri di atas ketaatan kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan untuk meninggalkan kedurhakaan/kemaksiatan kepada-Nya. … (I’anat al-Mustafid bi Syarhi Kitab at-Tauhid [3/134] software Maktabah asy-Syamilah)

Dahsyatnya Kesabaran

Karena terlalu seringnya sebuah kata di dengarkan atau di ucapkan seseorang, maka tidak sedikit orang yang akan melupakan makna sebenarnya dari kata itu. Hal itulah sekiranya yang cocok untuk kata sabar ini. padahal banyak sekali Alloh  menyebutkan dalam firman-Nya tentang kata sabar ini, bahkan tidak jarang Ia menyebutkannya dengan kata perintah(fi’il Amr), baik untuk Rosul-Nya Muhammad  ataupun untuk umatnya secara umum.

Adapun sebagian dari keutamaan orang-orang yang bersabar adalah :

1) Orang yang Sabar akan Meraih Kebahagiaan Dunia dan Akhirat

Hal ini sebagaimana Allah subḥānahu wa ta'āla (glorified and exalted be He) berfirman (yang artinya), “Demi masa, sesungguhnya seluruh manusia benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman, beramal salih, saling menasehati dalam kebenaran dan saling menasihati untuk menetapi kesabaran.” (QS. al-’Ashr: 1-3)

Serta hal ini di kuatkan lagi oleh Umar bin Khatthab raḍyAllāhu 'anhu (may Allāh be pleased with him), Ia mengatakan, “Kami berhasil memperoleh penghidupan terbaik kami dengan jalan kesabaran.” (HR. Bukhari)

Selain di dunia, Alloh pun menjanjikan pahala yang sangat besar(surga) bagi orang-orang yang sabar. Alloh subḥānahu wa ta'āla (glorified and exalted be He) berfirman,  “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az-Zumar: 10)

2) Sifat Utama Para Rosul Alloh.

Tidak di sangsikan lagi, bahwa kesabaran adalah kunci pertama dari dakwah para Rosul. Sebagaiman Allah subḥānahu wa ta'āla (glorified and exalted be He)berfirman (yang artinya), “Sungguh telah didustakan rasul-rasul sebelummu maka mereka pun bersabar menghadapi tindakan pendustaan tersebut, dan mereka pun disakiti sampai datanglah kepada mereka pertolongan Kami.” (QS. al-An’am: 34)

3) Penghalang Fitnah

Mengenai hal ini Imam Ibnul Qayyim raḥimahullāh (may Allāh have mercy upon him) mengatakan, “… Fitnah syubhat bisa ditepis dengan keyakinan, sedangkan fitnah syahwat dapat ditepis dengan bersabar. Oleh karena itulah Allah Yang Maha Suci menjadikan kepemimpinan dalam agama tergantung pada kedua perkara ini. Allah berfirman (yang artinya), “Dan Kami menjadikan di antara mereka para pemimpin yang memberikan petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka bisa bersabar dan senantiasa meyakini ayat-ayat Kami.”(QS. as-Sajdah: 24). Hal ini menunjukkan bahwasanya dengan bekal sabar dan keyakinan itulah akan bisa dicapai kepemimpinan dalam hal agama. Allah juga memadukan keduanya di dalam firman-Nya (yang artinya), “Mereka saling menasehati dalam kebenaran dan saling menasehati untuk menetapi kesabaran.”(QS. al-’Ashr: 3). Saling menasehati dalam kebenaran merupakan sebab untuk mengatasi fitnah syubhat, sedangkan saling menasehati untuk menetapi kesabaran adalah sebab untuk mengekang fitnah syahwat…”

4) Penyokong Keimanan

Dari Shuhaib raḍyAllāhu 'anhu (may Allāh be pleased with him), Rasulullah ṣallallāhu 'alayhi wa sallam (peace and blessings of Allāh be upon him)bersabda, “Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin. Sesungguhnya semua urusannya adalah baik untuknya. Dan hal itu tidak ada kecuali pada diri seorang mukmin. Apabila dia mendapatkan kesenangan maka dia pun bersyukur, maka hal itu adalah kebaikan untuknya. Apabila dia tertimpa kesulitan maka dia pun bersabar, maka hal itu juga sebuah kebaikan untuknya.” (HR. Muslim [2999] lihat al-Minhaj Syarh Shahih Muslim[9/241])

Ibnu Mas’ud raḍyAllāhu 'anhu (may Allāh be pleased with him) mengatakan, “Sabar adalah separuh keimanan.” (HR. Abu Nu’aim)

5) Pembuka hidayah bagi hati

Allah subḥānahu wa ta'āla (glorified and exalted be He) berfirman (yang artinya), “Tidaklah menimpa suatu musibah kecuali dengan izin Allah. Barang siapa yang beriman kepada Allah maka Allah akan berikan petunjuk ke dalam hatinya.” (QS. at-Taghabun: 11)

Ibnu Katsir raḥimahullāh (may Allāh have mercy upon him) menukil keterangan al-A’masy dari Abu Dhabyan. Abu Dhabyan berkata, “Dahulu kami duduk-duduk bersama Alqomah, ketika dia membaca ayat ini ‘barang siapa yang beriman kepada Allah maka Allah akan menunjuki hatinya’ dan beliau ditanya tentang maknanya. Maka beliau menjawab, ‘Orang -yang dimaksud dalam ayat ini- adalah seseorang yang tertimpa musibah dan mengetahui bahwasanya musibah itu berasal dari sisi Allah maka dia pun merasa ridha dan pasrah kepada-Nya.” 

Macam-Macam Sabar

Adapun mengenai macam-macamnya, sabar bisa di bagi menjadi beberapa bagian yang bisa kita amalkan, seperti :

1) Sabar Ketika Mendapat Musibah

Dalam hal ini  Alloh subḥānahu wa ta'āla (glorified and exalted be He) berfirman (yang artinya)Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun (Sesungguhnya kami adalah milik Alloh dan hanya kepada-Nya lah kami kembali)” (QS. Al-Baqoroh : 155-156)

2) Sabar Ketika Marah

Dan Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar(menahan amarah) dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar.(QS.Fushilat : 35)

3) Sabar Ketika Mendapatkan Nikmat atau Kehilangan Nikmat

Dan jika Kami rasakan kepada manusia suatu rahmat (nikmat) dari Kami, kemudian rahmat itu Kami cabut daripadanya, pastilah dia menjadi putus asa lagi tidak berterima kasih Dan jika Kami rasakan kepadanya kebahagiaan sesudah bencana yang menimpanya, niscaya dia akan berkata: “Telah hilang bencana-bencana itu dari padaku”; sesungguhnya dia sangat gembira lagi bangga, kecuali orang-orang yang sabar (terhadap bencana), dan mengerjakan amal-amal saleh; mereka itu beroleh ampunan dan pahala yang besar.” (QS.Hud : 9-11)

4) Sabar dalam perintah dan larangan Alloh

Dan masih ada kesabaran yang lebih utama dari ketiga kesabaran datas, yaitu manakala seseorang bersabar dalam melaksanakan perintah Alloh da Rosul-Nya serta kesabarn dalam menjauhi larangan keduanya, hal ini sebagaiman yang di katakana oleh al-Hafizh Ibnu Rajab al-Hanbali rahimahullah , “Sabar yang dipuji ada beberapa macam: [1] sabar di atas ketaatan kepada Allah ‘subḥānahu wa ta'āla (glorified and exalted be He), [2] demikian pula sabar dalam menjauhi kemaksiatan kepada Allah subḥānahu wa ta'āla (glorified and exalted be He), [3] kemudian sabar dalam menanggung takdir yang terasa menyakitkan. Sabar dalam menjalankan ketaatan dan sabar dalam menjauhi perkara yang diharamkan itu lebih utama daripada sabar dalam menghadapi takdir yang terasa menyakitkan.”

Sumber: HASMI/Muadz Hendrisman S.Ud

About A Halia