Breaking News
Warna Warni

Terampil (Ulil Aldi) dalam Kacamata Islam

Warna Warni
Warna Warni

thayyibah.com :: Dalam bahasa Arab kata ulil aidi (punya tangan) digolongkan sebagai pendekatan metafora (majaz mursal).

Artinya bukan punya tangan dalam pengertian biasa, tetapi mampu melakukan pekerjaan-pekerjaan besar.

Hubungan makna ini dengan kalimat ulil aidi, karena biasanya orang berbuat dengan tangan. Dalam bahasa yang lugas, ulil aidi bisa diartikan terampil.

Agar kita bisa mengejar kualifikasi ulil aidi seperti Ibrahim, Ishaq dan Ya’qub, kita harus mengetahui ragam penafsiran para ulama tentang kalimat tadi.

Karena keragaman makna ayat bersifat saling melengkapi. Makna-makna itu dirangkum oleh Imam Al-Mawardi dalam tafsirnya (An-Nukat wal Uyun).

Keragaman makna itu sekaligus bisa dijadikan indikator dari ketercapaian kualifikasi terampil dalam diri kita.

Kemampuan Beribadah (Al-Quwwatu fil Ibadah):

Indikator pertama dari orang yang terampil adalah memiliki kemampuhan untuk beribadah, demikian menurut Ibn Abbas. Kemampuhan ini menjadi indikator pertama dari manusia unggulan, karena agama hakikatnya adalah ibadah, taat, serta tunduk kepada Allah swt.

Kemampuhan beribadah kedudukannya lebih dari sekedar tahu dan mau.

Karena orang tahu dan mau belum tentu bisa melakukannya.
Betapa banyak orang yang mengetahui keutamaan bangun malam, tetapi tidak bisa melakukannya. Betapa banyak orang yang mau membiasakan wirid Alquran satu juz dalam sehari, tetapi tidak sanggup menjaga konsistensi tilawahnya karena alasan kesibukan dan lain-lain.

Orang yang terampil akan mampu menunaikan semua amal-amal fardu dengan sebaik-baiknya. Mampu menyempurnakan salat, puasa, zakat, dan haji. Mampu melakukan amal-amal nafilah (sunah), baik yang sejenis fardu seperti: salat sunah, puasa sunah, infak dan sedekah, serta umrah; atau amal-amla sunah lainnya.

Orang yang mampu menyempurnakan ibadah-ibadah wajib dan ditambah dengan ibadah-ibadah sunah akan membuatnya menjadi wali-wali Allah swt.

Dalam hadits qudsi dikatakan:
“Siapa yang memusuhi Aku, maksudnya memusuhi wali-Ku, maka Aku akan mengumumkan perang kepadanya. Tidaklah hamba-Ku taqarrub kepada-Ku lebih Aku cintai dari jenis ibadah yang telah Aku fardukan.

Jika hamba-Ku terus bertaqarrub dengan nawafil, maka Aku akan mencintainya. Jika Aku sudah mencintainya, maka Akulah pendengarannya ketika dia mendengar. Akulah matanya ketika dia melihat. Akulah tangannya ketika dia merangkak. Dan akulah kakinya yang dia pakai untuk melangkah. Jika dia meminta sesuatu pada-Ku, pasti akan Aku kabulkan. Jika ia meminta perlindungan, pasti akan Aku lindungi.” Bukhari, 5/6137.  (put/thayyibah)

About Lurita

Online Drugstore,cialis next day shipping,Free shipping,order cialis black,Discount 10%, dutas buy online