thayyibah.com :: Akhi ukhti, apakah kau masih mendengarkan detak jantungmu? Apakah denyut nadimu masih terasa?Sejatinyanya detak jantung dan denyut nadi menuliskan sebuah pesan singkat untuk semua insan: “Sesungguhnya kehidupan itu tidak lain hanyalah hitungan menit dan detik”
Akan datang suatu detik yang detak jantungmu berhenti. Dirimu diam seribu bahasa, bungkam tak dapat berbicara. Keluargamu sibuk bersegera membawamu dengan ambulan, kemudian didorong ke ruang IGD.
Perawat memasang infus, selang oksigen dan EKG, alat rekam jantung. Semua mata memandang ke monitor EKG yang menunjukan garis datar, pertanda jantungmu telah berhenti berdetak.
Dokter berkata, “Siapkan defibrilator (alat kejut jantung)”, gel bening dioleskan ke dadamu. Lalu dokter memberi aba-aba “200 joule, all clear?”
Kaupun dikejutkan, “360 joule, all clear?”. Kau dikejutkan untuk kedua kalinya.
Namun ternyata Monitor EKG masih menunjukan garis datar, sebagai pertanda jantungmu sudah berhenti berdetak. Masa kontrakmu di dunia ini sudah selesai.
Harta benda yang kau miliki tidak sempat kau bawa…
Semuanya ditinggal…
Tangisan perpisahan memecahkan keheningan…
Jeritan kesedihan mewarnai ruangan itu…
Selamat tinggal…
MAKA SEBELUM TERLAMBAT, sebelum jantungmu berhenti berdetak bersegeralah untuk mempersiapkan diri. Belilah tas yang sebesar mungkin. Masukkan barang-barang kebutuhanmu. Air, makanan, selimut, cahaya dan semuanya.
SIAPKAN KENDARAAN YANG TANGGUH. Ingat bahwa perjalananmu panjang, 1 hari sama dengan 1000 tahun. Jalannya gelap dan sempit. Bawalah lampu yang terang dan banyak. Jangan tinggalkan apapun yang bisa kau bawa untuk perjalananmu.
CATAT SEMUA YANG AKAN KAU BAWA. Dan jangan menunda-nunda, karena jantungmu akan berhenti berdetak secara otomatis. DAN KAU TIDAK TAHU, KAPAN ITU TERJADI. (thayyibah)
Ditulis oleh Ustadz Dr. Syafiq Riza Hasan Basalamah MA