thayyibah.com :: Akhi wa Ukhti… Kenapa kita takut untuk menghadapi kematian? Padahal kita semua yakin bahwa suatu hari ia akan datang menjemput kita. Mau tidak mau, suka tidak suka… pasti! Kenapa kita takut untuk menghadapi sesuatu yang pasti?
Saya rasa semua memiliki jawaban yang bermacam-macam:
Amalnya masih kurang ?
Masih banyak dosa ?
Kesihan sama anak-anak ?
Belum menikah ?
Belum mencapai cita-cita ?
Pada suatu hari seorang tabi’in Abu Hazim Salamah bin Dinar ditanya oleh Khalifah pada masa itu: Sulaiman bin Abdil Malik.
يا أبا حازم ما لنا نكره الموت؟
قال: لأنكم عمرتم دنياكم وخربتم آخرتكم فأنتم تكرهون أن تنتقلوا من العمران إلى الخراب؟
“Wahai Aba Hazim, kenapa kita membenci kematian ?
Maka beliau berkata, “Karena kalian memakmurkan dunia kalian dan merusak akhirat kalian, sehingga kalian benci untuk berpindah dari tempat yang makmur ke tempat yang rusak dan terbengkalai”.
SubhanAllah!
Itulah realitanya…. Kita sibuk-sibuk untuk membangun dunia kita. Dari pagi sampai sore, sampai malam untuk dunia. Mau tidurpun masih dunia. Bangun tidur tetap dunia…
Sehingga kita memiliki rumah, mobil, keluarga dan tabungan yang banyak. Sedangkan untuk yang setelah kematian… Hanya sedikit dari harta kita… Sedikit sekali dibanding dengan yang kita simpan.
Dilihat dari waktu yang kita gunakan untuk membangun akhirat kita. Sangat sedikit sekali, dibanding dengan waktu kita untuk dunia kita…
Kalau seperti itu…
Pastilah kita takut, untuk berpindah ke rumah yang belum jadi. Tiada taman. Tiada kawan. Tiada makanan. Bahkan yang ada adalah azab dan siksa. Karena kita mencuekinnya, tidak merawatnya, dan tidak membangunnya. Sepertinya, kita sudah harus mulai merenung kembali kehidupan kita.