Oleh: Setiardi Reborn Mata saya tertuju pada pintu gerbang setinggi dua setengah meter. Sang pemandu menunjuk pintu itu dari kejauhan. Saya ucapkan ‘syukron’ berulang-kali. Dia menunduk, tangannya diletakan di dada. Sungguh sopan. Kemudian dia menghilang, meninggalkan kami di depan pintu gerbang itu. Bersemangat saya menuju pintu besi yang tertutup rapat. Tak terlihat area dalam di balik tembok pagar. Saya ...
Read More »