Catatan

  Dalam berbagai publikasi, Jam’an (Yusuf) Mansur mengaku membayar pajak 200 juta sehari untuk bisnis kulinernya. Dia juga mengaku membagikan uang milyaran rupiah setiap bulannya. Juga bila dilihat dari cara Jam’an  mengembangkan Waroeng Steak, diduga dia memiliki uang triliunan rupiah. Tapi mengapa kewajibannya terhadap karyawannya yang tak sampai 500 juta Jam’an begitu sulit membayar..?  

  Jam’an (Yusuf) Mansur berencana menjual sejumlah asetnya. Tapi sebuah dugaan mencuat, ini sebenarnya pola baru Jam’an mengumpulkan uang masyarakat. Hati-hati. Lalu, ada H. Ismail, SH, MH seorang pakar hukum mengajak Jam’an bertobat.  

Jam’an (Yusuf) Mansur merasa menang perkara melawan dua TKW. Padahal tidak begitu, perkara itu dinyatakan NO (Niet Ontvankelijke Verklaard). Karena itu para TKW akan menggugat ulang.  

Jamaah investor berbagai bisnis Jam’an (Yusuf) Mansur datangi rumahnya di Tangerang. Mereka menagih uang mereka, menagih janji Jam’an. Bahkan mengajak Jam’an bermubahalah. Sayangnya Jam’an menutup pintu rumahnya dan entah pergi ke mana. Jamaah berjanji, jika Jam’an mengindahkan tuntutan, mereka akan datang lagi dengan jamaah yang lebih banyak.  

Ada investor Patungan Usaha-nya Jam’an (Yusuf) Mansur yang wafat ketika sedang memperjuangkan haknya. Semoga dia syahid. Lalu, bagaimana kelanjutan sidang gugatan para investor di pengadilan melawan Jam’an?  

Jamaah Masjid Darussalam, Kota Wisata, Cibubur, tidak berhenti menagih kejujuran dan tanggungjawab Jam’an (Yusuf) Mansur dalam investasi batubara JBN (Jabal Nur) tahun 2009. Satu gugatan perdata dan satu laporan polisi sudah dilakukan jamaah. Pernah juga undangan mubahalah dari jamaah kepada Jam’an untuk menguji kejujurannya namun tidak digubris. Kini jamaah menyusun sebuah rencana baru, mubahalah di rumah Jam’an.  

Dua bulan sudah Darni pulang dari Hong Kong,  setelah 12 tahun jadi TKW di sana. Dia langsung menagih uang investasi Nabung Tanah kepada Jam’an (Yusuf) Mansur. Jika gagal, dia berencana akan gugat. Kepada Thayyibah Chanel di minta tolong.  

Jam’an alias Yusuf Mansur ditantang dan diundang mubahalah oleh investor batubara jamaah masjid Darussalam, Cibubur, tidak berani datang. Ditunggu korban investasi Nabung Tanah TKW Hong Kong di PN Tangerang untuk mediasi juga tak datang. Ini artinya Jam’an bisa bersilat lidah di media sosial.  

Belum lagi sidang gugatan Zaini Mustafa terhadap Jam’an (Yusuf) Mansur di mulai di PN Jakarta Selatan terkait bisnis batubara, kini Jam’an kembali hadapi somasi baru terkait masalah bisnis batubara tersebut yang awal munculnya tahun 2009 itu. Jam’an (Yusuf) mansur disinyalir berpotensi hancurkan persatuan jamaah Masjid Darussalam terkait pernyataannya telah kembalikan uang investasi satu jamaah sebesar 23 milyar.  

  Semua permasalahan yang ditimbulkan oleh Yusuf Mansur seperti lepas dari pengamatan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Padahal Yusuf Mansur ada dalam lingkaran MUI. Geram dengan sikap MUI yang diam, para korban investasi, sedekah dan janji Yusuf Mansur datangi MUI dan meminta tanggungjawab sebagai wadah keumatan.